Dulu Tinggal di Pengungsian, Lika-liku Kehidupan Model Berhijab Halima Aden

Selasa, 21 April 2020 | 12:50 WIB
Dulu Tinggal di Pengungsian, Lika-liku Kehidupan Model Berhijab Halima Aden
Halima Aden. (Instagram/@halima)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok Halima Aden dikenal sebagai seorang model berhijab yang inspiratif. Di usianya yang tergolong belia, model berhijab keturunan Somalia-Amerika ini telah mencetak sejarah.

Nama Halima Aden sendiri mulai dikenal sekitar tahun 2018 silam. Saat itu, dirinya menjadi perempuan berhijab pertama yang menghiasi sampul majalah British Vogue.

Meski begitu, ternyata ada perjalanan yang cukup berat sebelum Halima Aden terkenal sebagai model. Dulunya, perempuan berusia 22 tahun ini tinggal di kamp pengungsian.

Melansir laman CNN, Halima Aden dulu adalah salah satu penduduk di kamp pengungsian Kakuma di Kenya. Kakuma sendiri adalah kamp pengungsian yang didirikan oleh organisasi UNHCR milik PBB.

Baca Juga: Anggun dan Cantik, Simak Inspirasi OOTD Hijab ala Vebby Palwinta

"Kami tidak tahu apa-apa soal fashion, yang kami tahu hanyalah bermain sambil bertelanjang kaki," ungkap Halima Aden saat diwawancara CNN.

Model Berhijab Halima Aden (instagram.com/halima)
Model Berhijab Halima Aden (instagram.com/halima)

Tak cuma tinggal di daerah pengungsian, Halima Aden ternyata juga lahir di sana. Dirinya tumbuh besar bersama 200.000 pengungsi lain sampai umur 7 tahun.

Hal ini disebabkan oleh perang yang terjadi di Somalia pada tahun 1992 silam. Rumah keluarga Halima Aden terbakar, dan mereka pun terpaksa melarikan diri ke Kenya.

Selain untuk orang-orang Somalia, kamp pengungsian itu juga menerima orang-orang dari Ethiopia dan Sudan. Jadi, Halima Aden sudah terbiasa dengan perbedaan budaya yang ada.

"Itu asyik dan menyenangkan," ceritanya. "Kami bercampur dengan orang-orang dari komunitas dan agama lain dan masa kecil kami menyenangkan."

Baca Juga: Contek Gaya Hijab ala Sanwanee Esor, Lisa BLACKPINK Versi Syariah nih!

Sampai saat itu, mimpi Halima Aden sendiri hanyalah bekerja dengan PBB untuk memastikan kesejahteraan para pengungsi perang yang tinggal di kamp.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI