Hingga saat ini, mereka memiliki 65 relawan yang bergabung setiap hari.
"Ada pandangan negatif terhadap remaja dan saya pikir layanan kami membalikkan stereotip itu. Orang-orang melihat bahwa remaja benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat," kata Pai kepada CNN.
"Saya pikir masih ada altruisme (sikap mengutamakan kepentingan orang lain) pada generasi ini, dan kita bisa menyebarkannya. Menyebarkan kebaikan adalah pesan yang bagus," tambah Pai.
Namun para remaja relawan itu sering kali tak hanya diminta untuk berbelanja.
Baca Juga: Ganti Gaya Rambut Jadi Tren saat Karantina, Ternyata Ini Alasan Ilmiahnya
"Banyak dari warga yang membutuhkan seseorang untuk diajak bicara dan kesempatan untuk terhubung sebentar," jelas Pai.
Gerakan Teens Helping Senior itu telah melakukan lebih dari 80 pengiriman, telah banyak lansia mendaftar untuk layanan mingguan.
"Yang mengejutkan kami, setelah satu pengiriman terhadap lansia, mereka akan memberi tahu 10 temannya yang kemudian akan menghubungi kami," jelas Casertano.
"Kami telah melakukan 20 pengiriman dalam 24 jam terakhir, jadi kami mengalami pertumbuhan yang cukup cepat," ucapnya.
Gerakan itu kemudian menyebar ke negara bagian lain di AS. Para remaja dari negara lain juga yang ingin memulai layanan mereka sendiri.
Baca Juga: Sering Sembelit saat Karantina di Rumah, Begini Kata Ahli
"Jadi jika seorang remaja ingin memulai proyek serupa di daerah mereka, mereka dapat mengirim email kepada kami di [email protected]. Kami memiliki banyak sumber daya untuk mengelola sukarelawan, pengiriman, kami bahkan memiliki situs web yang dapat mereka gunakan. Kami akan berikan semuanya kepada seseorang yang ingin melakukan ini," papar Casertano.