Ganti Gaya Rambut Jadi Tren saat Karantina, Ternyata Ini Alasan Ilmiahnya

Minggu, 19 April 2020 | 16:05 WIB
Ganti Gaya Rambut Jadi Tren saat Karantina, Ternyata Ini Alasan Ilmiahnya
Ilustrasi gaya rambut.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu hal yang bisa dilakukan saat bosan karena di rumah aja adalah ganti gaya rambut. Di jagat maya, tips memotong hingga mewarnai rambut pun mulai banyak bertebaran.

Terlepas dari salon yang kini tutup karena pandemi virus corona, makin banyak orang memutuskan untuk berganti gaya rambut.

Bahkan, di media sosial seperti TikTok, kompilasi orang-orang yang nekat mengganti gaya rambut bisa ditemukan. Meski ada yang berujung gagal, hal ini tetap tidak menghalangi warganet untuk ikut mengganti gaya rambut mereka sendiri.

Melansir laman Elite Daily, hal ini ternyata bukan tanpa alasan. Rupanya, ada penyebab psikologis di balik keinginan orang-orang mengganti gaya rambut.

Baca Juga: Olivia Jensen Curhat Galau Potong Rambut, Berujung Bikin Gemas

Salah satu contoh yang tidak asing adalah kebiasaan beberapa orang mengganti gaya rambut setelah putus cinta atau setelah mengalami perubahan besar.

Mirip dengan dua keadaan tersebut, pandemi virus corona rupanya telah mendorong orang-orang untuk mengubah gaya rambut mereka demi mengurangi rasa stres.

Ilustrasi gaya rambut baru

"Secara sederhana, orang-orang merasa tertarik untuk mendapatkan kontrol atas tubuh mereka, dan mengubah gaya rambut adalah salah satu caranya," ungkap Dr. Chloe Carmichael, psikolog klinis di New York.

Sementara menurut Dr. Sana Hafeez, neuropsikolog dari Universitas Columbia, pandemi virus corona telah membuat lebih banyak orang mengalami masalah kesehatan mental karena stres.

Beberapa masalah tersebut di antaranya adalah perasaan terisolasi, depresi, kecemasan, rasa takut akan kematian, takut akan ketidakpastian, dan kecemasan karena kondisi ekonomi.

Baca Juga: Di Rumah Aja, Ayu Ting Ting Jadi Penata Rambut Dadakan

"Walau sangat dimungkinkan orang-orang mengganti gaya rambut karena masalah kesehatan mental, namun bisa juga orang-orang hanya ingin merasa senang dan bebas," tambah Dr. Sanam Hafeez.

Ditambah, karantina juga memberi orang-orang lebih banyak waktu luang untuk bereksperimen dengan gaya rambut mereka.

Ilustrasi perempuan dan gunting/potong rambut/pangkas rambut. (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan dan gunting/potong rambut/pangkas rambut. (Shutterstock)

Penyebab lainnya, gaya rambut yang gagal sekalipun tidak akan menjadi masalah di waktu karantina. Pasalnya, kemampuan untuk pergi keluar dari rumah kini dibatasi.

"Rasa stres dan isolasi yang disebabkan pandemi ini membuat orang-orang ingin mencoba hal yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya, karena kini mereka di rumah, dan jauh dari tekanan untuk tampil sesuai standar."

Sementara dari sisi media sosial, mengganti gaya rambut menjadi aktivitas yang menyenangkan. Banyak warganet yang ternyata tertarik dengan konten macam ini.

"Krisis seperti ini membuat perspektif berubah. Dulu gaya rambut yang buruk membuat orang panik, tapi sekarang mereka sadar bahwa ini hanya sementara dan mereka rela bertaruh pada hal itu," tutup Dr. Hafeez.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI