Suara.com - Tinggalkan Indonesia karena Pandemi, Ini Curhat Sedih Jurnalis Australia
Pemberlakukan karantina hingga pembatasan sosial skala besar (PSBB) tidak hanya dilakukan di Indonesia. Negara-negara lain juga melakukannya, termasuk Australia yang turut meminta warga negaranya kembali dari perantauan.
Hal ini membuat Anne Barker, jurnalis ABC Australia --jaringan Suara.com-- yang sudah tinggal setahun di Indonesia merasa sedih. Ia mengatakan, kewajiban untuk pulang ke Australia dan meninggalkan Indonesia adalah keputusan menyakitkan.
"Sebulan lalu, tak pernah terlintas dalam pikiran saya, atau rekan lainnya di biro ABC di Jakarta, bahwa kami tidak bisa lagi bekerja seperti biasa, melaporkan peristiwa di Indonesia," tulis Anne Barker, dikutip dari ABC Australia.
Baca Juga: Cegah Kalut, Ini 7 Cara Jaga Pikiran Tetap Tenang di Saat Pandemi
Ia menyoroti penambahan kasus virus Corona Covid-19 yang terjadi secara cepat di Indonesia. Kasus meningkat drastis dari puluhan menjadi ratusan hanya dalam beberapa pekan.
Hal ini membuat kantor ABC tempat Anne bekerja menyarankannya untuk kembali ke Australia. Awalnya, Anne enggan. Ia merasa bisa menjalankan reportase dengan baik meskipun harus tinggal di rumah, karena memiliki riwayat kesehatan yang baik.
Hanya saja perkembangan kasus virus Corona Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan membuatnya berpikir dua kali. Bagaimana jika persiapannya tidak cukup? Juga ada potensi kepanikan yang bisa menyebabkan kerusuhan dan kekacauan.
"Bagaimana jika kepanikan berbelanja membuat toko-toko kosong dan puluhan juta warga Indonesia tidak bisa mendapatkan makanan? Apakah Jakarta akan mengalami penjarahan, atau kerusuhan, serta kekacauan? Semua kekhawatiran ini menghadirkan skenario baru yang berbahaya?" tanya Anne.
Selain masalah stok pangan, Anne juga meragukan akses dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Ia menyoroti sistem layanan kesehatan di Indonesia yang tidak seperti di Australia.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Reda, MUI Mengimbau Masyarakat Tak Ziarah Kubur Dulu
Kurangnya kapasitas tempat tidur di rumah, jumlah dokter, hingga ruang ICU membuat Anne bimbang. Apalagi di Korea dan Italia yang layanan kesehatannya lebih baik, Pandemi virus Corona Covid-19 tetap menjadi masalah besar.
"Hingga kini, puluhan dokter Indonesia telah meninggal, begitu pula dengan perawat. Jadi, peluang Indonesia untuk mengatasi pandemi ini sangat minim," ujarnya.
Keputusan pun akhirnya diambil. Anne dan pasangannya, beserta kru dan koresponden ABC Australia lainnya di Indonesia, akan pulang.
"Saat saya menelepon Yanti, manajer kantor biro, kami berdua tak kuasa menahan tangis. Selama 41 tahun bekerja di ABC di Jakarta, Yanti belum pernah melihat kantor dalam keadaan kosong seperti ini. Kesedihannya dapat dimengerti, karena dia khawatir kami mungkin tak akan pernah bisa kembali," tutur Anne.
Anne merasa sedih karena meninggalkan rekan-rekan kerja yang penuh dedikasi. Harapannya, ia bisa kembali ke Indonesia dalam waktu 6 bulan.
"Saya meyakinkan mereka, bahwa saya masih menjadi koresponden ABC untuk Indonesia, akan tetap bekerja meski sementara ini berada di Australia. Tunggu sampai kami kembali, kawan," tutup Anne.