Suara.com - Kisah Sugar Baby Bertahan Hidup saat Pandemi Corona Covid-19.
Pandemi virus corona berdampak pada setiap sektor, mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan. Penyebaran virus ini juga membuat seorang sarjana berusia 20 tahun kini memiliki keprihatinan.
Seperti dilansir dari Insider, Jumat (17/4/2020), mahasiswi asal New Orelans, Amerika Serikat, yang enggan menyebutkan namanya, menceritakan kisahnya menjadi sugar baby untuk membiayai tagihan sehari-harinya.
Sebagai seorang sugar baby, sang mahasiswi ini biasa menawarkan jasanya untuk menemani kencan seorang sugar dady (sering kali orang tua yang mengidentifikasi pria). Atas jasanya tersebut sang sugar baby ini mendapat imbalan hadiah seperti uang saku mingguan, liburan, dan makan malam.
Baca Juga: Ngakak, Netizen Ini Belajar Bikin Kue Hasilnya Malah Mirip Telur Raksasa
Biasanya, pekerjaannya sebagai sugar baby mengunjungi dua kliennya secara teratur dan mengumpulkan uang saku selama kencan makan malam. Atas jasa tersebut ia biasa mendapatkan 900 dolar Amerika Serikat atau setara Rp 14 juta per bulan.
Tetapi karena pandemi kliennya menghadapi tekanan keuangan dan masalah medis yang membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan penghasilan dan membayar sewa.
"Saya mungkin harus mengambil pekerjaan tambahan lain atau berpotensi membawa virus ke tempat lain jika orang itu tidak peduli, tetapi saya juga benar-benar tidak ingin melakukan itu," katanya kepada Insider.
Biasanya, dengan sugar dady yang berbasis di New Orleans, keduanya berkencan di tempat umum sebelum kembali ke rumahnya. Sesi-sesi ini dapat berlangsung dari 45 menit hingga tiga jam.
Tetapi kliennya baru-baru ini mengetahui bahwa sugar baby-nya mengalami gangguan kekebalan karena kondisi medis yang baru didiagnosis. Dengan merebaknya virus corona baru, yang belum ada pengobatan, dia takut tertular atau menularkan ketika bertemu dengannya.
Baca Juga: Nyaman Jadi Selingkuhan, Pria Ini Galau Mencintai Tunangan Orang
Meskipun si sugar baby belum menunjukkan gejala coronavirus, penelitian menunjukkan orang-orang yang tidak menunjukkan gejala dapat membawa dan menyebarkan virus.