Namun, kini kain tenun sengkang juga sudah dijual kepada masyarakat umum maupun wisatawan.
Ini berbeda dengan dulu, di mana kain tenun sengkang dibuat secara terbatas untuk keperluan pribadi dan bukan merupakan barang dagangan.
Kain tenun sengkang juga berperan dalam tradisi masyarakat Bugis karena dipakai untuk mendidik anak perempuan zaman dulu.
Bahkan, ada anggapan jika orang Bugis yang tidak pintar menenun maka bisa dianggap belum sempurna.
Baca Juga: Populer: Diana Mimpi Kepala Charles Dipenggal, Ada Viennetta Isi Tempe
Melanjutkan tradisi masa lalu, kain tenun sengkang pun masih dibuat dengan alat tenun tradisional hingga kini. Namun, ada pula beberapa yang mulai menggunakan mesin.
Kain tenun sengkang sendiri punya kekhasan dalam warnanya yang terang dan mencolok. Sementara, tiap warna pun memiliki makna berbeda dan hanya boleh dipakai kalangan tertentu.
Warna ini juga dipakai untuk membedakan apakah pemakai kain tenun sengkang merupakan perempuan dan laki-laki lajang atau sudah menikah.
Sementara, kekhasan lain dari kain tenun sengkang dapat dilihat pada tumpal, yang biasanya berbentuk garis-garis vertikal serta motif kembang dan harus memiliki hitungan ganjil.
Baca Juga: 7 Mitos Seputar Rambut dan Kulit Kepala, Benar Masturbasi Bikin Botak?