Suara.com - Demi menekan laju penularan Covid-19, pemerintah telah memberlakukan aturan agar masyarakat melakukan social distancing dan tetap berada di rumah aja.
Tidak bisa dipungkiri bahwa di rumah aja memberikan efek perasaan yang campur aduk bagi para ibu, mulai dari rasa bosan, lelah, hingga cemas. Namun tidak sedikit juga yang merasa senang, lho. Beberapa di antara mereka bahkan merasa lebih mindful.
Perubahan ini pun menimbulkan tren bagi perilaku para ibu dalam keseharian mereka selama di rumah aja.
Untuk mengetahui, apa saja tren perilaku tersebut, Orami yang dikenal lewat e-commerce produk ibu dan bayi, melakukan sebuah survei pada responden dari anggota Orami Community yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Kisah Keluarga Korban Corona: Saya Kehilangan Ibu pada Hari Ibu
Berdasarkan siaran pers yang Suara.com terima, hasil survei menunjukkan kecenderungan di rumah aja ternyata dapat meningkatkan kualitas hubungan antara ibu, baik dengan anak maupun pasangannya. Hal ini disebabkan karena adanya rutinitas yang berubah dan kuantitas pertemuan yang lebih banyak.
Sebanyak 35 persen responden mengaku jika hubungannya dengan pasangan semakin mesra, dan hanya 7 persen yang mengaku menjadi lebih sering bertengkar.
Untuk working mom alias ibu bekerja, tiga hal yang paling dirasakan perubahannya adalah kesulitan karena harus membagi waktu antara mengurus anak dan juga bekerja sebanyak 53 persen merasa quality time dengan anak semakin bertambah sebanyak 48 persen, dan 35 persen lainnya mengaku jadi punya waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain seperti masak, atau melakukan hobi lainnya.
Lain halnya dengan stay-at-home mom atau ibu rumah tangga, tiga hal yang paling dirasakan perubahannya yakni, sebanyak 42 persen merasa bahwa pekerjaan domestik bertambah karena semua anggota keluarga ada di rumah, namun hal ini dibarengi dengan quality time dengan pasangan yang bertambah sebanyak 50 persen, dan perasaan senang karena akhirnya ada yang membantu mereka melakukan pekerjaan rumah tangga sebanyak 34 persen.
Lalu bagaimana dengan mompreneur (ibu yang memiliki usaha)? Nyatanya, mereka mengeluhkan hal yang berbeda. Mayoritas mompreneur sebanyak 47 persen mengaku penjualannya mengalami penurunan. Tidak hanya itu, bahkan 18 persen lainnya harus untuk sementara menutup usahanya, dan sebanyak 6 persen lainnya sampai harus menutup total usaha. Namun begitu, sebanyak 24 persen ibu mengaku penjualannya justru meningkat.
Baca Juga: Dulu Disepelekan, Kisah Petani Permalukan Ibu Mantan Pacarnya Viral
Penerapan social distancing juga berpengaruh terhadap tingginya konsumsi belanja online untuk perlengkapan ibu dan bayi. Sebanyak 50 persen ibu mengaku jadi lebih sering berbelanja perlengkapan ibu dan bayi melalui e-commerce dan 26 persen lainnya melalui toko online yang ada di media sosial.