"Kami sangat prihatin ketika 'pelanggan' tidak dapat menggunakan para wanita untuk menghasilkan uang karena virus corona, kehidupan para wanita benar-benar menjadi tidak berharga bagi mereka,” tulis mereka.
Seorang juru bicara untuk Beyond the Streets, yang mendukung pekerja seks jalanan di London Timur sebagai bagian dari pekerjaannya, mengatakan banyak perempuan yang bekerja dengan organisasi amal berjuang untuk mengajukan kredit universal.
Helena Croft, direktur eksekutif Streetlight, mengatakan badan amal itu melihat adanya peningkatan upaya bunuh diri di kalangan wanita pekerja seks sejak lockdown diberlakukan.
"Situasi ini mengerikan, putus asa, dan semakin lama semakin sulit jadinya," kata Croft.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Reda, Inggris Bakal Perpanjang Lockdown
Dia mendesak para lelaki yang memakai jasa seks untuk menaati aturan pemerintah dan tetap tinggal di rumah.
"Para wanita menempatkan diri mereka pada risiko yang lebih besar dengan potensi bertemu lebih banyak orang- tetapi banyak juga yang tidak punya pilihan lain. Tidak ada yang memaksa siapa pun keluar dan memakai jasa seks," katanya.
Sementara itu, Sasha telah satu tahun terakhir menjadi pekerja seks. Ia melakukannya di ruang tamu saat anak-anaknya bersekolah.
“Uang ekstra itulah yang membuat saya bertahan. Aku tidak mampu membeli barang mewah. Tetapi paling tidak, aku punya makanan di lemari es dan anak-anak tidak hanya makan roti dan selai. Ketika mereka mulai berbicara tentang virus, saya tidak memikirkan apa artinya. Kemudian pelanggan berhenti datang," beber Sasha.
Sasha sudah tak melakukan pekerjaannya selama dua minggu. Ia berpikir tidak mungkin melakukan pekerjaannya sementara anak-anaknya juga berada di rumah.
Baca Juga: Melanggar Lockdown, Anak-anak Menangis Ditegur Polisi, Alasannya Bikin Iba