Suara.com - Perlukah Memakai Tabir Surya Saat Berjemur? Ini Kata Dokter
Berjemur menjadi salah satu hobi baru masyarakat Indonesia karena dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh lewat pembentukan vitamin D yang diberikan sinar matahari.
Daya tahan tubuh yang baik sangat penting dalam mencegah penularan virus corona penyebab sakit Covid-19.
Hanya saja, ada dua masalah klasik berjemur bagi masyarakat Indonesia. Pertama, ada yang hanya ingin manfaatnya tapi enggan menjadi hitam akibat sinar matahari.
Baca Juga: Pria-Wanita Tewas Bugil di Sajadah, Sampel Organ Tubuhnya Diteliti di Lab
Kedua, ada yang ingin manfaatnya dan enggan menjadi hitam lalu memilih menggunakan tabir surya sebelum berjemur. Lalu perlukah memakai tabir surya saat berjemur? Dan apakah kita akan mendapat manfaat yang sama?
Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Umi Rinasari, MARS, SpKK, FINSDV dari RSPI Bintaro Jaya, semua orang sebaiknya memakai tabir surya, baik laki-laki maupun perempuan dengan warna kulit apapun saat berjemur.
Hal ini dilakukan guna menghindari kulit dari efek negatif sinar ultraviolet matahari yakni flek hitam, keriput, dan kutil-kutil di wajah dan leher serta risiko kanker kulit.
Penggunaan tabir surya saat berjemur juga bergantung berapa lama berjemur, pukul berapa kita berjemur, dan tujuan berjemurnya.
Sebelumnya, kenali dulu dua jenis sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan oleh matahari yaitu sinar UVB dan UVA.
Baca Juga: Waspada, Kehamilan Trimester Pertama Paling Rentan Kena Virus Corona
Sinar UVB adalah sinar yang membantu pembentukan vitamin D yang memiliki panjang gelombang medium. UVB memiliki intensitas tertinggi pada pukul 10.00 hingga pukul 14.00.