Uban Makin Dicabut Malah Makin Banyak, Mitos atau Fakta?

Senin, 13 April 2020 | 20:00 WIB
Uban Makin Dicabut Malah Makin Banyak, Mitos atau Fakta?
Seorang lelaki memperlihatkan rambutnya yang beruban. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Uban Makin Dicabut Malah Makin Banyak, Mitos atau Fakta?

"Jangan cabutin uban, nanti malah makin banyak."

Kita pasti sering mendengar ucapan tersebut. Dikatakan bahwa mencabut satu helai uban atau rambut putih di rambut bisa menumbuhkan lebih banyak uban. Waduh! Tapi apakah itu semua benar?

Kabar baiknya adalah, hal tersebut tidak benar, demikian tutur Dr Eileen Tan, ahli dermatologi dari Eileen Tan Skin Clinic & Associates di Mount Elizabeth Novena Hospital.

Baca Juga: Curahan Hati Ruben Onsu Perjuangkan Nasib 6500 Karyawan Saat Corona

Akan tetapi, jangan senang dulu dan keburu mencabutnya. Karena dengan sering mencabut uban, Anda justru berisiko mengalami rambut rontok secara permanen.

Dikutip dari Channel News Asia, faktanya saat kita mencabut uban, folikel rambut yang kita cabut akan memproduksi beberapa helai uban lain di tempat tersebut.

Dan jika Anda terus-terusan mencabut uban dari folikel yang sama, produksi rambut bisa mogok dan mungkin berhenti memproduksi rambut sama sekali.

"Folikel rambut Anda memproduksi warna yang lebih sedikit seiring bertambahnya usia, sehingga ketika rambut melalui siklus alami mati dan hidup lagi, kemungkinan besar akan tumbuh berwarna putih," kata Dr Robert Shmerling dari Harvard Health Publishing.

Lalu apakah stres juga benar bisa mememunculkan uban? Menurut Dr Shmerling, stres tidak membuat rambut langsung berwarna putih, namun stres dapat memicu kondisi yang disebut telogen effluvium, yang menyebabkan rambut rontok tiga kali lebih banyak dari normal.

Baca Juga: Nikita Mirzani Jalani Pemeriksaan Kasus Penghinaan terhadap Polisi

"Tetapi apabila Anda berusia paruh baya dan rambut Anda rontok dan bergenerasi dengan cepat karena stres, ada kemungkinan bahwa rambut tersebut akan tumbuh berwarna putih dan bukannya warna alaminya," katanya lagi.

Dr Tan menyebut penyebab rambut putih lainnya adalah penyakit tiroid dan kondisi autoimun seperti vitiligo dan alopecia areata.

Vitiligo bisa membuat rambut menjadi putih secara prematur dengan menyebabkan sel-sel melanin mati. Melanin adalah sel yang menyebabkan rambut berwarna hitam.

Menurut Dr Tan, alopecia areata cenderung menyerang rambut yang berpigmen dan menyebabkannya rontok. Dan saat mereka tumbuh kembali, warnanya tak lagi hitam.

Selain itu, kekurangan vitamin B6, B12 dan D juga bisa menjadi pelakunya. Rambut yang sudah tumbuh berwarna putih tidak akan kembali menjadi warna alaminya kecuali diwarnai.

Sayangnya, tak ada suplemen vitamin, tonik rambut, dan de-stressing yang akan mengembalikan produksi melanin dari folikel atau pigmentasi rambut, menurut situs Healthline.

Sekalinya folikel menghentikan produksi melanin, maka rambut yang diproduksi akan menjadi putih. Namun bukan berarti folikel lainnya tidak bisa menahan melanin dengan baik.

Anda bisa menguatkannya dengan mengonsumsi makanan kaya akan Vitamin B6, B12 (bisa ditemukan di daging, ikan, produk susu) dan D (bisa ditemukan di sayuran seperti bayam, kale dan ikan sarden dan salmon).

Diet kaya vitamin-vitamin ini dapat membantu rambut untuk mengembalikan pigmentasi yang ada dan memperlambat terjadinya uban.

Jadi bagaimana, masih mau nyabutin uban?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI