Suara.com - Sebuah kondisi langka membuat serang perempuan merasa terangsang terus menerus setiap saat.
Namun, sensasinya sangat menyakitkan sehingga dia tidak bisa berhubungan seks selama sebulan.
Lior Ofir Schwartz mulai mengalami nyeri pada bagian intimnya. Hal itu terjadi bahkan ketika tidak distimulasi secara seksual. Ketidaknyamanan ini memburuk ketika dia stres dan juga terangsang di malam hari.
"Dalam beberapa hari saya mengalami stres yang ekstrem, saya merasa perlu untuk menekan daerah klitoris saya karena rasanya menyakitkan," ujar dia seperti dilansir Daily Star.
Baca Juga: Senang Hubungan Seks Pakai Kondom Beragam Rasa? Awas Risiko Ini Mengincar!
"Saya biasanya merasakan ini pada saat stres dan biasanya pada malam hari sebelum tidur.
Ia mengungkapkan bahwa rangsangan sangat menyakitkan. Rasanya seperti kesemutan di daerah intimnya, yang membuatnya ingin menekannya dan melakukan masturbasi untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Ketika perempuan 28 tahun itu mengajak suaminya yang sekarang, Jonathan, untuk berhubungan seks, hal itu terasa sangat menyakitkan. Sehingga mereka harus berhenti.
Akhirnya ia pergi ke dokter. Tenaga medis di sana mendiagnosisnya dengan gangguan rangsangan genital persisten (PGAD) pada tahun 2013. Dia melakukan sesi terapi fisik dalam upaya untuk meringankan rasa sakit dan harus meninggalkan seks selama berbulan-bulan.
Ia menjelaskan kondisi itu ke suaminya. Beruntung, ia memiliki suami yang begitu sabar dan juga mendukungnya dalam kondisi tersebut.
Baca Juga: Selama di Rumah Aja, Penjualan Mainan Seks di Denmark Naik 100 Persen Lebih
"Dia selalu menangani kondisi saya dengan sabar dan pengertian. Dia tidak pernah membuat saya tergesa-gesa atau membuat saya stres ketika menyangkut masalah saya. kondisi.
"Dia telah mendukung dengan bersabar. Itu adalah kunci nomor satu. Dia selalu mendorong terapi fisik, psikoterapi, dan banyak, banyak kunjungan dokter saya."
Meskipun pasangan itu menghadapi hambatan pada saat itu, mereka kini tumbuh lebih kuat.