Suara.com - Dampak Positif Corona, Kualitas Udara Los Angeles Catat Hasil Terbaik
Sejumlah negara menerapkan pembatasan wilayah untuk mengurangi penyebaran virus corona, salah satunya termasuk Los Angeles, Amerika Serikat.
Tapi siapa sangka bahwa hal itu membawa dampak positif bagi bumi. Untuk kali pertama dalam satu dekade belakangan Los Angeles tercatat mengalami kondisi kualias udata terbaiknya, di tengah imbauan tersebut, seperti dilansir laman People.
Menurut indeks kualitas udara yang dikumpulkan oleh United States Environmental Protection Agency (EPA), kualitas udara di kota tersebut berada dalam kondisi 'baik' sepanjang bulan Maret. Hal ini pertama kalinya sejak tahun 1995.
Baca Juga: Dear Pak Anies, Ini Ada Masukan dari Guru Besar UI Soal PSBB di Jakarta
Pada Maret 2017 lalu, kualitas udara di Los Angeles dinyatakan 'tidak sehat' dan bahkan 'berbahaya' pada Juli 2019 berikutnya.
Cody Hill, seorang pekerja di perusahaan energi di Area Teluk California menjelaskan di Twitter bahwa kualitas udara yang membaik tersebut kemungkinan besar berasal dari berkurangnya penggunaan kendaraan di waktu yang bersamaan.
"Ini bisa menjadi 'new normal' dan lebih dari 13 juta orang tinggal di sana akan lebih sehat jika kita menggunakan transportasi listrik," katanya.
Asap beracun sering berasal dari campuran dari karbon monoksida, sulfur diaoksida, dan nitrogen dioksida dari knalpot mobil.
Pada 19 Maret lalu, Gubernur Gavin Newson mengeluarkan imbauan untuk berada di rumah aja alias stay at home. Imbauan ini berlaku hingga waktu yang tidak ditentukan.
Baca Juga: Emosi Berubah, Ini 5 Perilaku yang Menandakan Stres pada Anak
Mulai efektif pada tanggal tersebut, semua warga negara bagian California yang berjumlah hampir 40 juta orang harus berada di dalam rumah.
Mereka hanya diperbolehkan keluar untuk mengambil makanan atau melakukan hal-hal penting lainnya.
Semua restoran, bar, klub malam, pusat hiburan, gym, studi kebuaraga, dan pusat acara telah berhenti beroperasi untuk sementara.
Layanan penting seperti apotek, SPBU, bank, tempat cuci bajuu, dan tempat yang menjual makanan seperti pasar swalayan, bank makanan, pasar tradisional, mini market, dan tempat makan dengan pilihan pengiriman makanan, masih diperbolehkan untuk buka.
"Los Angeles, inilah saatnya bagi kita untuk memimpin dengan kasih sayang dan melindungi hidup mereka yang berarti untuk kita. Ini bukanlah permintaan, ini perintah," kata Walikota Los Angeles, Eric Garcetti, pada sebuah media briefing.
Hingga Selasa (7/4/2020) ada lebih dari kasus virus corona dilaporkan terjadi di California dan 420 kematian, menurut pusat data New York Times.
Masih menjadi peringkat pertama negara dengan kasus terbanyak di dunia, tercatat Amerika Serikat memiliki jumlah kasus yang paling melesat naik ketimbang negara lainnya, yakni 400.412. Sementara angka kematian berjumlah 12.854, dan angka sembuh 21.674 jiwa.