Suara.com - Penuh Amalan dan Doa, Ini Riwayat Ibadah Nabi Muhammad SAW Selama Ramadan
Bulan Ramadan merupakan waktu yang sangat istimewa bagi umat Nabi Muhammad SAW. Sebab segala rahmat Allah akan diturunkan, dosa-dosa diampuni, dan amal kebaikan apa pun dipercaya akan dilipatgandakan pahalanya.
Menjadi wajar jika umat Islam tidak rela kalau melewatkan bulan Ramadan tanpa diisi dengan amal ibadah sebanyak-banyaknya. Lantas bagaimana dengan kebiasaan Nabi Muhammad selama Ramadan?
Melansir dari laman islam.nu.or.id, sepanjang hidupnya, Nabi Muhammad berpuasa sembilan kali selama Ramadan. Delapan kali berpuasa selama 29 hari dan sekali berpuasa selama 30 hari.
Baca Juga: Panduan Lengkap Ibadah Ramadan dan Idul Fitri Selama Wabah Covid-19
Nabi Muhammad diriwayatkan sangat memuliakan, merindukan, mengenang, dan mengistimewakan bulan Ramadan.
Nabi Muhammad mengerjakan hal-hal positif dan amal ibadah selama Ramadan, baik sebelum ataupun setelah beliau diangkat menjadi Rasul.
Merujuk buku Puasa pada Umat-umat Dulu dan Sekarang (Sismono, 2010), Nabi Muhammad memencilkan diri juga mengheningkan pikiran di Gua Hira ketika bulan Ramadan tiba.
Berbekal roti kering, kurma, dan air yang disiapkan istrinya, Sayyidah Khadijah, beliau berada di Gua Hira sebulan penuh dan baru pulang ke rumah setelah bulan Ramadan selesai.
Beliau bermunajat, bertaqarrub, dan bermujahadah kepada Tuhan. Hal itu dilakukan beberapa kali setiap bulan Ramadan tiba sampai benar-benar dirasakan terbukanya hijab bagi hati dan pikirannya.
Baca Juga: Suami Wajib Contoh, 14 Tindakan Romantis Nabi Muhammad Kepada Istrinya
Suatu saat, Malaikat Jibril mendatangi dan memberinya wahyu dari Allah. Sejak saat itu, Nabi Muhammad dikukuhkan menjadi Rasul Allah. Sementara ketika sudah menjadi nabi dan rasul, Nabi Muhammad lebih giat lagi mengerjakan ibadah, salah satunya tadarus Al-Qur’an.
Selama Ramadan, Malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad setiap malam. Kesempatan itu dimanfaatkan Nabi Muhammad untuk tadarus Al-Qur’an di hadapan Jibril.
Kegiatan tadarus bersama itu baru berhenti ketika Nabi Muhammad melaksanakan i’tikaf terakhir di Masjid Nabawi.
Pada saat itu, Nabi Muhammad menyampaikan kepada putrinya bahwa Malaikat Jibril tidak akan datang lagi pada bulan Ramadan berikutnya.
Itu menjadi isyarat bahwa tahun depan Nabi Muhammad tidak akan bertemu lagi dengan bulan Ramadan. Kemudian, pada tahun itu Nabi Muhammad wafat setelah musim haji selesai.
Sebagaimana satu riwayat, puasa dan Al-Qur’an yang dibaca pada malam Ramadan akan memberikan syafaat kepada orang yang mengerjakannya kelak pada hari kiamat.
“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: “Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari”, Al-Qur’an juga berkata: “Aku mencegahnya dari tidur dimalam hari, maka kami mohon syafaat buat dia.” Beliau bersabda: “Maka keduanya dibolehkan memberi syafaat.” (HR. Ahmad)
Ibadah lainnya yang digiatkan Nabi Muhammad selama Ramadan adalah bersedekah kepada sesama. Dalam satu hadits riwayat Tirmidzi, Nabi Muhammad menegaskan bahwa sedekah yang paling baik adalah sedekah pada bulan Ramadan.
Selain itu, Nabi Muhammad mengatakan, siapa pun yang memberi makan orang yang sedang berpuasa maka akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa.
Selain itu, Nabi Muhammad juga melaksanakan ibadah umrah pada bulan Ramadhan. Beliau menekankan bahwa pahala umrah pada bulan Ramadan sama seperti pahala haji.