Suara.com - Suami Wajib Contoh, 14 Tindakan Romantis Nabi Muhammad Kepada Istrinya
Lagu Aisyah Istri Rasulullah sempat menjadi trending topic di media sosial bahkan mengalahkan pembicaraan wabah Covid-19. Lagu ciptaan musisi Malaysia itu menceritakan tentang kecintaan Nabi Muhammad kepada salah satu istrinya, Siti Aisyah.
Bagi umat muslim, Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai junjungan bukan hanya terkait hubungan dengan Tuhan tapi juga segala hal tentang hidup. Termasuk mengenai hubungan asmara dan bagaimana ia memperlakukan istrinya.
Dalam beberapa hadist, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW termasuk suami yang sangat romantis kepada istrinya.
Baca Juga: 4 Fakta Lagu Aisyah Istri Rasulullah yang Trending Kalahkan Virus Corona
Berikut bukti keromantisan Nabi Muhammad sebagaimana telah Suara.com rangkum dari lama Nahdlatul Ulama online.
1. Mengusap Air Mata Istri
Diriwayatkan dari Anas Bin Malik RA, ia berkata sebagai berikut:
« »
Artinya, “Suatu ketika Shofiyah bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan, Shofiyah sangat lambat sekali jalannya, lantas Rasulullah SAW menghadap kepadanya sedangkan ia menangis dan berkata, ‘Engkau membawaku di atas unta yang lamban.’ Kemudian Rasulullah SAW menghapus air mata Shofiyah dengan kedua tangannya.” (HR Nasa’i dalam As-Sunanul Kubra [nomor 9162]).
Baca Juga: 6 Fakta di Balik Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah, Diburu Warganet!
2. Mandi Bersama
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata sebagai berikut:
» «
Artinya, “Dahulu aku mandi junub bersama Rasulullah SAW dari satu bejana di mana tangan kami bergantian (mengambil air) di dalamnya.” (HR Bukhari [nomor 253] dan Muslim [nomor 484], Ibnu Hibban [nomor 1118] mencantumkan riwayat tambahan, “Sedangkan tangan kami saling bertemu (bersentuhan).”
3. Menempelkan Mulut pada Bekas Makan dan Minum Istri
Hal ini diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA. Ia berkata sebagai berikut:
« »
Artinya, “Terkadang Rasulullah SAW disuguhkan sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian aku minum dari wadah itu sedangkan aku dalam keadaan haid. Lantas Rasulullah SAW mengambil wadah tersebut dan meletakkan mulutnya di bekas tempat minumku. Terkadang aku mengambil tulang (yang ada sedikit dagingnya) kemudian memakan bagian darinya, lantas Rasulullah SAW mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas mulutku.” (HR Ahmad [nomor 24373]).
4. Tiduran di Pangkuan Istri
Sayyidah Aisyar RA meriwayatkan:
Artinya, “Dahulu Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku kemudian membaca (Al-Qurán) sedangkan aku dalam keadaan haid.” (HR Abu Dawud [nomor 227], Bukhari [nomor 288], Muslim [nomor 454], Ahmad [nomor 24442], dan Ibnu Majah [nomor 626]).
5. Kecupan Mesra Diriwayatkan
Sayyidah Aisyah RA bahwa ia berkata sebagai berikut:
« »
Artinya, “Sungguh Nabi SAW ketika mencium salah satu istrinya, beliau mengecup lidahnya.” (HR Maqdisi dalam Dzakhiratul Huffazh [nomor 1568]).
6. Disisir Istri
Sayyidah Aisyah r.a. berkata:
Artinya, “Dahulu aku menyisir rambut Rasulullah SAW sedangkan aku dalam keadaan haid.” (HR Bukhari [nomor 286] dan Muslim [nomor 710]).
7. Berbincang Bersama Istri di Luar
Sayyidah Aisyah RA meriwayatkan dalam sebuah hadits panjang tentang kebiasaan Rasulullah SAW keluar kota membawa istri:
Artinya, “Nabi SAW ketika malam hari berjalan bersama Aisyah, berbincang dengannya.” (HR Bukhari [nomor 4810] dan Muslim [nomor 4477]).
8. Membelai Istri
Diriwayatkan dari Urwah Bin Zubair RA, ia meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata:
- - - - » «
Artinya, “Hampir setiap hari Rasulullah SAW mengunjungi semua istrinya, lantas mendekatinya satu per satu di tempatnya (rumah). Kemudian Rasulullah SAW mencium dan membelainya tanpa bersetubuh atau berpelukan.” Aisyah berkata, “Lantas beliau menginap di (rumah) istri yang mendapat gilirannya.” (HR Daruquthni [nomor 3781]). Hadits senada juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad (nomor 24809), Imam Al-Hakim (nomor 2710), Abu Dawud (nomor 1823) dan At-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir (nomor 19577).
9. Mengutamakan perempuan
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, dalam sebuah hadits perjalanan pulang dari penaklukan Khaibar:
Artinya, “Kami keluar menuju Madinah.” Anas berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW menyiapkan tempat duduk Shafiyah di belakangnya dengan kain, kemudian ia duduk di dekat untanya dan memosisikan lututnya, lantas Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau hingga naik (ke unta).” (HR Bukhari [nomor 2679]).
10. Mengajak Istri Keluar Kota
Kebiasaan Rasulullah SAW ketika bepergian keluar kota adalah selalu membawa salah satu istrinya dengan cara diundi. Sebagaimana diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA. Ia berkata:
Artinya, “Rasulullah SAW itu ketika hendak bepergian akan mengundi di antara istri-istrinya. Siapa pun undiannya yang keluar, maka beliau akan pergi bersamanya.” (HR Bukhari [nomor 2404] dan Muslim [nomor 4974].
11. Panggilan Khusus
Rasulullah SAW suka memanggil Sayyidah Aisyah dengan panggilan kecil:
« » « »
“Ya Aisy” (HR Bukhari [nomor 3768] dan Muslim [nomor 4480]). “Ya Uwaisy” (HR Ibnus Sunni [nomor 454]).
Panggilan yang pertama merupakan pemenggalan huruf akhir. Sedangkan yang kedua adalah pemenggalan huruf akhir sekaligus panggilan kecil. Dalam kultur Arab pemenggalan huruf akhir dan panggilan kecil menunjukkan panggilan manja/tanda sayang.
12. Mengantar Istri
Diriwayatkan dari Ali bin Husein RA, ia berkata:
Artinya, “Suatu ketika Nabi SAW berada di masjid (Nabawi), sedangkan istri-istrinya ada di dekatnya kemudian mereka pulang. Rasulullah bersabda kepada Shafiyah binti Huyay: ‘Jangan buru-buru agar aku bisa pulang bersamamu.’ (HR Bukhari [nomor 1897]).
Dalam riwayat lain disebutkan:
Artinya, “Sungguh Shafiyah istri Nabi SAW mengabarkannya (Husein bin Ali) bahwa ia mendatangi Rasulullah SAW yang sedang i’tikaf di masjid (Nabawi) pada 10 hari terakhir Ramadhan. Kemudian ia berbincang dengan Nabi beberapa waktu lantas berdiri untuk pulang. Kemudian Nabi SAW berdiri dan pulang bersamanya.” (HR Bukhari [nomor 1894]).
13. Mengajak Istri Makan di Luar
Diriwayatkan dari Anas RA, ia berkata:
: " " : " "
Artinya, “Seorang lelaki Persia yang merupakan tetangga Nabi SAW mempunyai kuah kaldu paling sedap. Kemudian dia membuat makanan dan mendatangi Nabi SAW lantas mengundangnya untuk makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi. Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Yang ini bagaimana?’ Ia menunjuk Aisyah dan berkata, “Tidak” Kemudian memberi isyarat kepadanya, “Bagaimana dengan ini?” Dia berkata, “Tidak.” Kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya dan bersabda, “Ini bersamaku?” Kemudian ia berkata, “Ya.” (HR Ibnu Hibban [nomor 5301], Abu Ya’la [nomor 3261], dan Darimi [nomor 2119]).
14. Menenangkan Amarah Istri dengan Cara Unik
Ibnus Sunni dalam Amalul Yaum wal Lailah [nomor 454] meriyawatkan dari Sayyidah Aisyah RA:
: :
Artinya, “Ketika Aisyah marah, maka Nabi SAW mencubit hidungnya dan berkata, “Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah, ‘Ya Allah, Tuhan Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan.’”