"Bahkan orangtua saya sendiri, saya sudah PNS: 'Kak udahlah, kak. Kakak resign saja sudah. Nggak mungkin kamu meninggal karena merawat pasien itu.' 'Mak, nggak mungkin juga, yang nggak di rumah sakit juga bisa kena, ngapain berhenti'," ungkap Anggi seraya menenangkan mamaknya.
Anggi lantas berpikir, pekerjaannya memang penuh risiko, tapi selain berikhtiar menjaga kesehatan, dan melakukan berbagai langkah antisipasi yang ia lakukan, kini yang ia lakukan hanyalah pasrah berdoa kepada Sang Pencipta. Niatnya baik untuk bekerja dan menolong banyak orang, maka ia yakin hasilnya juga bakal baik.
"Tinggal dari Tuhan saja jaga, ya sudah berserah saja. Tenang saja, kalau kata Tuhan kita meninggal untuk corona, ya sudah. Tapi kalau kita belum ini, ya sudah," katanya.
APD masih saja kurang merawat pasien
Baca Juga: Perawat di Filipina Ciptakan APD Bertema Teletubbies hingga Star Wars
Dibanding mereka yang merawat pasien Covid-19 yang terlindung menggunakan alat pelindung diri (APD), mereka yang lebih terancam adalah yang berada di paling depan memeriksa pasien yang baru datang. Karena yang datang belum diketahui statusnya apakah membawa virus atau tidak. Ini mengingat banyak kasus positif tapi tidak bergejala.
Nah, mirisnya, Anggi juga mengungkap bagaimana mereka di meja terdepan pemeriksa gejala Covid-19 di depan RS, hanya memakai APD ala kadarnya, bukan all cover berwarna putih, tapi malah memakai jubah untuk operasi berwarna biru.
"Biasanya kita juga kalau pakai masker, satu masker untuk satu pasien. Nah, ini malah saking langka dan sedikitnya masker, masker bisa dipakai selama 1 shift," ungkap Anggi.
Nahasnya juga, terkadang masker yang pengait dan tali yang sudah lepas, dipaksa menggunakan karet agar masker tetap bisa digunakan. Begitu pula dengan hand sanitizer.
"Hand sanitizer dulu itu melimpah ruah. Sekarang itu semua botol kosong, bahkan untuk minta juga kita harus ke dinas terkait dengan bukti botol, karena ketat penyalurannya," papar dia.
Baca Juga: Merawat Pasien Covid-19, Perawat: Kau Hampir Tidak Bisa Makan dan Berjalan
Buat konten edukasi kesehatan