Suara.com - Restoran Tutup, Chef Ternama Sediakan Makanan Gratis untuk Tenaga Kesehatan
Penerapan lockdown alias karantina wilayah di Jerman memaksa sejumlah pertokoan dan bisnis tutup, termasuk tempat umum seperti restoran dan bar.
Hal ini juga dialami oleh restoran Tulus Lotrek milik Chef Max Strohe. Restoran dengan bintang Michelin ini memang tutup, tapi Max Strohe masih terus memasak. Untuk apa?
"Menatap ponsel setiap 15 menit untuk memeriksa berita corona terbaru bukan hobi saya. Saya perlu melakukan sesuatu, jadi masuk akal bagi saya untuk melakukan yang terbaik, dan itu adalah memasak," tutur Strohe, dalam wawancara dengan DW, dikutip Jumat (3/4/2020).
Baca Juga: 5 Fakta Raja Thailand Boyong 20 Selir ke Jerman untuk Isolasi Diri
Ternyata, Strohe memasak makanan yang nantinya akan diberikan gratis pada dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya yang sedang berjuang melawan pandemi virus Corona Covid-19.
Biasanya, tamu yang makan di restoran Tulus Lotrek yang trendi di Berlin harus membayar hingga € 120 (Rp 2 juta) untuk sajian tiga hidangan. Max Strohe adalah salah satu koki Jerman yang paling terkenal, dan kerja kerasnya membuahkan bintang Michelin pada tahun 2017.
Namun semenjak tutup karena pandemi, Max Strohe meluncurkan inisiatif yang ia sebut "memasak untuk pahlawan" (Kochen für Helden). Program ini dilakukan dengan meminta donasi yang nantinya akan dimasak sebagai menu makanan para tenaga kesehatan.
"Jadi saya meminta sumbangan kepada pemasok kami, dan mendapat kiriman daging yang sangat bagus. Biasanya, itu akan mendarat di piring orang sebagai steak, tapi kami menggunakannya untuk membuat sup karena dengan begitu, kami menghasilkan lebih banyak porsi makanan," tambahnya.
Selain jumlah porsi yang lebih banyak, sup juga merupakan makanan yang membuat nyaman. Menurut Strohe, sup hangat memberikan ketenangan bagi para tenaga medis.
Baca Juga: Restoran Masakan Padang Beri Nasi Bungkus untuk Driver Ojol, Ini Syaratnya
"Di masa-masa sulit, makanan semacam itu adalah makanan yang menenangkan. Sup yang dibuat dengan cinta juga menghangatkan jiwa, dan inilah yang dibutuhkan orang-orang yang baru saja menyelesaikan shift ekstrem di tempat kerja - sambil mengambil risiko besar. Ini menghangatkan jiwa seorang juru masak," paparnya.
Menurut Strohe, ia dan timnya bisa memasak hingga 800 porsi setiap hari. Tidak selalu daging, menu makanan berganti-ganti sesuai bahan makanan yang didonasikan seperti sup kacang, sup krim sayuran, sup kentang, hingga sup kacang polong.
Inisiatif Strohe rupanya disambut baik oleh pengusaha restoran dan koki di Berlin. Saat ini, ia mengoordinasikan permintaan dari rumah sakit dan layanan kesehatan kepada restoran-restoran yang berpartisipasi.
Ia juga memastikan bahwa makanan yang diberikan steril dari proses memasak hingga sampai ke tangan dokter dan perawat.
"Kami terus membersihkan dan mendisinfeksi wadah plastik yang kami gunakan untuk mengirim makanan. Kami menulis catatan pengiriman, di mana kami merekomendasikan agar orang memanaskan ulang makanan selama sepuluh menit minimal 80 derajat Celcius. Kami memakai sarung tangan saat memasak dan mencuci tangan sesering mungkin - sebentar lagi kita semua akan membutuhkan lotion tangan yang baik," tambahnya.
"Di dapur, selalu tim yang sama terdiri dari dua koki yang bekerja bersama; kita tidak membiarkan orang lain masuk. Para juru masak yang memulai proyek ini bersama kita harus bertahan dengan kita (tertawa). Kami tidak memiliki daftar tertentu atau perubahan - kami terus berjalan selama kami memiliki energi," tutup Max Strohe.