"Harga adalah faktor penting bagi kami. Kami tidak menaikkan harga. Kita tahu banyak orang memborong tisu toilet atau penyanitasi tangan, dan banyak yang menaikkan harga gila-gilaan. Itu yang ingin kami lawan, apalagi banyak orang yang membutuhkan," tutur Michael.
Upaya ini disambut baik oleh masyarakat sekitar, tak terkecuali diaspora Indonesia. Seperti Dwitra Zaky yang mendatangi tempat itu pekan lalu dan membeli penyanitasi tangan untuk keluarganya.
"Setiap orang hanya boleh beli setengah galon. Itu sekitar 16 dolar (sekitar Rp 267 ribu), tapi lumayan sih dengan setengah galon itu. Sampai di rumah saya bagikan ke kotak-kotak kecil bisa sampai 7 atau 8. Saya taruh di mobil, satu. Satu, saya kasih ke anak saya dan suami,” katanya.
"Bagus juga ya mereka sambil caring ke community," tambahnya. [VOA Indonesia]
Baca Juga: Perhatikan, Hand Sanitizer juga Bisa Kedaluwarsa & Tidak Efektif Lagi