Suara.com - Pencegahan penularan virus corona bisa dilakukan salah satunya dengan menggunakan masker. Bukan hanya sekadar sebagai penutup wajah, masker berfungsi untuk melindungi diri dari paparan virus yang bisa masuk melalui saluran pernapasan.
Departemen pulmonologi dan kedokteran respirasi FKUI sekaligus dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, mengatakan ada 4 jenis masker yang dibedakan sesuai dengan bahan yang digunakan juga fungsinya.
"Ada masker kain, kemudian masker bedah, masker N95, dan terakhir adalah face respirator atau masker yang menutupi seluruh muka," kata Erlina dalam konferensi pers melalui teleconference di kantor BNPB, Jakarta, Rabu (1/3/2020).
Berikut paparan jenis kain yang biasa digunakan sesuai kebutuhan:
Baca Juga: Peneliti Temukan Cara Mencuci Masker N95 Agar Bisa Dipakai Lagi
1. Masker kain
Masker kain bisa dipakai oleh orang yang sehat saat berada di tempat umum. Meski begitu, Erlina mengingatkan agar sebaiknya tetap menjaga jarak satu sampai dua meter. Karena masker kain tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel.
Masker kain hanya mampu memberikan perlindungan terhadap droplet tetapi tidak melindungi dari aerosol ataupun partikel yang airbone.
"Dan ini tidak disarankan bagi tenaga medis, dengan alasan bahwa 40 sampai 50 persen partikel dapat menembus masker, dan tentu saja idealnya dikombinasikan dengan pelindung wajah," jelas Erlina.
2. Masker bedah
Baca Juga: Hanya Bermodal Hafal Alfatihah, Warga Cilegon Bisa Dapatkan Masker Gratis
Masyarakat bisa menggunakan masker jenis ini, tetapi disarankan hanya saat sakit seperti gejala flu atau influenza, orang yang batuk, bersin, hidung berair, demam dan nyeri tenggorokan. Sedangkan bagi tenaga medis, ini dipakai di fasilitas pelayanan kesehatan.
Seperti masker kain, masker bedah tidak bisa dipakai untuk melindungi terhadap partikel yang ada di aerosol atau partikel yang Airborne.
Sementara efektifitasnya bisa memfiltrasi 30-95 persen partikel dengan ukuran 0,1 mikron. Tapi masih ada kebocoran terutama melalui samping kiri dan kanan masker karena tidak sepenuhnya sempurna menutupi wajah.
"Ini sebetulnya tidak bisa dipakai berulang kali. Jadi ini sekali pakai dan durasinya tergantung dari kondisi. Kalau sudah basah mestinya ini sudah diganti," papar Erlina.
3. Masker N95
Masker jenis ini dipakai oleh tenaga medis yang harus kontak langsung dan dekat dengan pasien-pasien yang sangat infeksius atau tingkat infeksiusnya sangat tinggi.
Masker N95 mempunyai proteksi yang sangat baik untuk droplet, juga mempunya proteksi yang sama untuk partikel aerosol airbone.
"Efektifitasnya cukup tinggi memfilterasi partikel yang ukuran 0,1 mikron itu sampai di atas 95 persen. Makanya namanya N95, dan tidak ada kebocoran kalau dipakai dengan baik," jelasnya.
Menurut Erlina, saat kondisi wabah penyakit seperti sekarang, jika terjadi kelangkaan maka masker N95 bisa dipakai berulang kali. Namun disarankan setiap kali selesai dipakai agar dijemur dibawah sinar matahari hingga 3 sampai 4 hari.
"Sehingga virusnya sudah mati kemudian baru bisa dipakai kembali. Tapi ini disarankan hanya bila stok sangat sedikit. Kalau stok masih ada, kita tidak sarankan untuk dipakai berulang," tuturnya.
4. Face respirator
Masker jenis ini digunakan para pekerja yang memiliki resiko tinggi terpapar gas-gas yang berbahaya, biasanya dipakai di industri.
Menurut Erlina, masker face respirator mampu mencegah dan memfilterasi partikel 0,1 mikron sampai di atas 99 persen.
"Nyaris 100 persen tidak ada kebocoran. Dapat dipakai berulang. Tapi tentu saja harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar," paparnya.