Suara.com - Saat wabah virus melanda dan masyarakat diminta tetap berada di rumah, situasi ini bisa menimbulkan fenomena panic buying dengan memborong bahan makanan.
Belanja bahan makanan terlalu berlebihan sebenarnya tidak perlu dilakukan, meski dalam kondisi bencana pandemik saat ini.
"Sebelum berpanik-panik gitu, mumpung kita di rumah, kita punya waktu untuk masak. Alangkah baiknya sebelum belanja kita bikin rencana hidup dulu, ini menghindari bencana," kata ahli nutrisi Dokter Tan Shot Yen dalam siaran langsung di media sosial Kios Ojo Keos, Senin (30/3/2020).
Tan menjelaskan bahwa rencana daftar makanan bisa dibuat dengan berjadwal sesuai hari. Kemudian, jumlah bahan makanan yang dibeli disesuaikan dengan waktu karantina mandiri.
Baca Juga: Di Tengah Panic Buying, Seorang Wanita Melahirkan di Lorong Supermarket
"Kita kan karantina dua minggu ya. Dua minggu itu mau makan apa, bikin jadwalnya dulu deh. Senin ayam, Selasa tahu, Rabu ikan, Kamis tempe, Jumat jamur, Sabtu sea food, Minggu telor, misalnya," papar Tan.
Menu tersebut kemudian bisa ditambahkan dengan sayur juga lauk lainnya. Menurut Tan, membuat daftar belanja bisa mengurangi waktu saat memilih bahan makanan di pasar dan lebih efektif.
"Maka ke pasar itu sambil pakai masker, beli yang udah didaftar. Kita menghemat waktu bersentuhan dengan lingkungan luar. Jadi menyedikitkan waktu belanja," ucapnya.
Tan mengingatkan bahwa makan bukan hanya agar prut kenyang. Sehingga bahan makanan yang dibeli harus disesuaikan dengan masa karantina yang dibutuhkan. Selain itu, bukan hanya membeli makanan dalam kemasan tapi juga memperhatikan gizi seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh.
Baca Juga: Klaim Stok Beras Aman, Pemprov: Warga Jakarta Tak Perlu Panic Buying