Suara.com - Pertambahan kasus positif Covid-19 di China telah melambat. Bahkan beberapa waktu lalu, China melaporkan tak ada pertambahan kasus baru selama 6 hari berturut-turut. Dan kini, Senin (30/3/2020), China mengizinkan dibukanya kembali pasar hewan yang selama ini diduga sebagai sumber awal munculnya virus corona.
Pasar hewan ini menjual kelelawar, hewan yang dipersalahkan atas krisis corona Covid-19 ini, bersama dengan kalajengking, serta anjing dan kucing yang tampak ketakutan.
Gegara pandemi ini, China melakukan pembatasan yang akhirnya membantu mengurangi tingkat infeksi Covid-19 di sana menjadi mendekati nol setelah lebih dari 3.000 kematian.
Dan hari ini, ribuan pembeli datang ke pasar hewan di bagian barat daya Kota Guilin ini, menandai kembali normalnya operasi pasar.
Baca Juga: Alih-alih Tangkal Virus Corona, Pemusnahan Kelelawar Justru Rugikan Alam
Hewan-hewan liar yang dijual di sana ditujukan sebagai obat tradisional, demikian menurut penyelidikan yang dilakukan oleh The Mail On Sunday, seperti dikutip dari laman Metro.
Kelinci dan bebek disembelih di lantai batu yang kotor, sementara anjing dan kucing menunggu di kandang untuk dijual sebagai makanan.
Di pasar hewan lain di selatan Kota Dongguan, seorang penjual obat-obatan kembali berbisnis dengan mengiklankan daging kelelawar.
Covid-19 diyakini telah dipindahkan ke manusia dari kelelawar, dan kasus pertama melibatkan orang-orang yang pernah berada di sebuah pasar di Wuhan.
Baca Juga: Corona Merebak, Pasar Ekstrem Tomohon Masih Jual Daging Ular dan Kelelawar