Suara.com - Selama ini, yang kita tahu, garda terdepan perang melawan virus corona Covid-19 adalah petugas medis.
Namun Dokter Spesialis Paru Dr. dr. Erlina Burhan, MSc Sp.P(K) tidak sependapat dengan itu. Menurutnya, yang berada di garda terdepan bukanlah tim medis, melainkan masyarakat itu sendiri.
"Harus dilakukan untuk memutus rantai penularan adalah sesuatu kegiatan yang wajib dilakukan bila ingin lepas dari Covid-19, untuk memutus rantai garda terdepannya adalah masyarakat, bukan tenaga kesehatan," ujar Erlina di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/3/2020).
Ia mengatakan rantai penularan tidak akan terputus jika masyarakat tidak patuh menjalankan imbauan untuk menjaga jarak dan berdiam diri di rumah. Hal ini mengingat Covid-19 menular melalui secara langsung lewat droplet atau percikan ludah, atau ketika kita menyentuh benda-benda yang terkontaminasi.
Baca Juga: 122 WNI di Luar Negeri Kena Corona, Paling Banyak di Singapura
Jadi, sudah seharusnya, untuk berjaga-jaga, mereka yang sakit memakai masker. Lakukan isolasi mandiri, berdiam diri di rumah, jaga jarak hingga 2 meter jika terpaksa harus keluar.
"Ini mencegah interaksi dengan orang, menghindari interaksi sosial ini dengan menghindari kerumuman. Jika tidak perlu, jangan keluar, jaga jarak 1 meter, bila berada di kerumuman pakai masker," ungkapnya.
Penularan kedua, kata dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan itu adalah kontak tidak langsung dengan benda-benda yang memungkinkan terkontaminasi virus, seperti handel pintu, pegangan tangan di tranportasi publik, bungkus makanan dan sebagainya.
Nah, penularan ini bisa dicegah dengan rajin-rajin mencuci tangan dengan sehabis melakukan berbagai kegiatan, seperti habis dari toilet, berpergian, sebelum dan setelah memegang makanan, menyentuh sampah, mengganti popok, dan sebagainya.
"Cuci tangan ini ampuh mencegah penualaran, karena virusnya akan mati bila kita mencuci tangan dengan sabun. Virus ini dilapisi dengan lemak, dan lemak ini akan hancur bilamana bertemu denan sabun. Ini sangat penting mencuci tangan di air mengalir," kata dia.
Baca Juga: Gara-Gara Corona, Suasana Jogja Kembali seperti 10 Tahun Lalu
Cara mencuci tangan juga harus tepat, seperti dilakukan selama 20 detik, di sela-sela jari, kuku, jempol, hingga memutar tangan. Dan ingat juga untuk tidak menyentuh wajah.
"Jangan menyentuh wajah. Mohon dicamkan dengan pikiran, dengan otomatis akan mudah dilakukan," tutupnya.