Ketika diminta oleh peternak, Indro akan datang ke lokasi wabah. Kemudian selama 2-3 jam, ia akan melihat virus apa yang ada di tempat tersebut, mencari sumber virus, menentukan penangannya, hingga tindakan yang harus dilakukan pasca wabah.
"Kemarin di Bali saya tidur di samping kandang babi hanya untuk mengamati. Virus babi itu menyebarnya gimana sampai babi mati. Saya selalu datang ke lokasi wabah dan saya harus melihat," cerita Indro.
Berbagai virus pada hewan telah ditangani Indro. Mulai dari sapi, babi, anjing, kucing, ayam, bebek, sampai hampir semua jenis burung. Dan sekarang, dirinya mulai mempelajari virus corona yang menyebabkan wabah covid-19 pada manusia.
Diskriminasi Karena Bela Peternak
Baca Juga: Meski Terinfeksi Virus Corona, Hewan Tidak Akan Sakit Covid-19
Lebih dari satu dekade mengabdikan diri pada lembaga di bawah pemerintah untuk meneliti virus, Indro sadar betul bahwa tugasnya adalah melayani masyarakat.
Karena itu, ia tidak segan membantu langsung para peternak yang mengalami wabah virus. Meski Indro harus menerima ganjaran sidang disiplin dari tempatnya bekerja.
Birokrasi yang sulit memaksa Indro melakukan hal tersebut. Sehingga setiap kali wabah terjadi di daerah penanganan selalu terlambat dilakukan.
"Kalau misalnya, dengan kondisi dulu ya, ada wabah di peternak itu ditangani di daerah, kalau nggak bisa ditangani dibawa ke lab daerah. Dari lab daerah nggak bisa atasi, dibawa lagi ke lab pusat. Kalau nggak bisa nangani lagi baru dibawa ke Balitvet. Dan itu perlu waktu lama. Seringkali dua minggu dan biasanya juga penyakit yang ada di peternak jarang sekali mendapat reaksi cepat dari birokrasi yang di sana. Kecuali kalau ada ekspos media," ungkapnya panjang lebar.
Tak jarang peternak langsung menelepon dirinya untuk menangani wabah. Namun sadar birokrasi yang ada terlalu sulit, Indro pergi ke lokasi wabah tanpa izin dari Balitvet.
Baca Juga: Peneliti Surabaya Temukan Obat Virus Corona, Akan Diproduksi Massal
"Dari Balitvet di kantor Bogor, pejabat yang ada di sana selalu melakukan hal itu karena dianggap melanggar disiplin. Umum ya biasanya satu bulan atau dua minggu sekali biasanya saya dipanggil buat di sidang di sana. Bukan masalah buat saya juga," tuturnya.
Pada sekitar tahun 2018, Indro pun memilih keluar dari Balitvet dan menjadi peneliti di kantor swasta.
Selanjutnya: Membantu penelitian virus corona