Cegah Hoaks Corona Covid-19 dengan Bahasa Daerah, Begini Jadinya!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 25 Maret 2020 | 20:36 WIB
Cegah Hoaks Corona Covid-19 dengan Bahasa Daerah, Begini Jadinya!
Kampanye jaga diri dan keluarga dari virus Corona Covid-19 lewat bahasa daerah oleh Jalapedi. (Dok. Jalapedi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cegah Hoaks Corona Covid-19 dengan Bahasa Daerah, Begini Jadinya!

Hoaks yang muncul di tengah pandemi virus Corona Covid-19 bisa menghambat penanggulangan penyakit. Meski pemerintah kerap menyajikan fakta dan meluruskan hoaks, tidak semua lapisan masyarakat bisa memahaminya dengan baik.

Menyadari hal ini, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), yang sebagian besar anggotanya adalah dosen dari 78 perguruan tinggi di 30 kota di Indonesia, menyarikan dan memproduksi beragam informasi akurat terkait Covid-19 ke dalam bentuk video dan poster edukatif bagi masyarakat.

"Untuk mengimbangi banjir hoaks yang menyesatkan warga di saat pandemi ini, kami membuat beragam konten digital ‘Jaga diri dan Jaga Keluarga’ di dalam 42 bahasa daerah, selain bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin, supaya bisa lebih dekat dengan keseharian masyarakat kita yang majemuk," kata Novi Kurnia, Koordinator Japelidi yang juga merupakan Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Rabu (25/3/2020).

Baca Juga: Stafsus Milenial: Info Baik Soal Corona Sebarkan, Kalau Hoaks Setop di Anda

Untuk menyebarkan konten berbahasa daerah tersebut, Japelidi bekerjasama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) dan Komunitas “Berbeda Itu Biasa”.

Kampanye jaga diri dan keluarga dari virus Corona Covid-19 lewat bahasa daerah oleh Jalapedi. (Dok. Jalapedi)
Kampanye jaga diri dan keluarga dari virus Corona Covid-19 lewat bahasa daerah oleh Jalapedi. (Dok. Jalapedi)

Penyebaran konten dilakukan melalui akun Instagram dan Twitter Japelidi. Selain itu juga dilakukan melalui akun media sosial dan grup WhatsApp para anggota Japelidi yang berjumlah 163 orang dengan membagikan poster digital seperti “Jaga diri dan Jaga Keluarga”, “Perlindungan Data Pribadi”, dan “Sumber Informasi Terpercaya”, serta videografik tips menemani anak belajar di rumah.

"Tanggapan warganet sangat positif. Misalnya, banyak orang atau komunitas meminta kami mengirim file untuk mereka cetak sendiri lalu membagikannya kepada warga berusia lanjut di sekitar mereka. Bahkan ada yang membuatnya menjadi spanduk. Memang banyak orang tidak mengakses jejaring sosial, sehingga akses informasi mereka pun terbatas," kata Novi Kurnia.

Kampanye jaga diri dan keluarga dari virus Corona Covid-19 lewat bahasa daerah oleh Jalapedi. (Dok. Jalapedi)
Kampanye jaga diri dan keluarga dari virus Corona Covid-19 lewat bahasa daerah oleh Jalapedi. (Dok. Jalapedi)

Japelidi juga melakukan kampanye luring dengan membagikan sabun dan hand sanitizer bagi warga yang masih harus bekerja di luar rumah seperti pengendara ojek dan pedagang pasar. Dana untuk ini berasal dari urun daya donasi anggota Japelidi.

Kegiatan luring dilakukan oleh tim Japelidi dan warga dengan membagikan selebaran, poster, dan spanduk di tempat-tempat strategis di banyak daerah: Jakarta, Yogyakarta, Bali, Salatiga, Semarang, Lamongan, Malang, Bandung, Ponorogo, Depok, Surabaya, Sukabumi, Blora, Grobogan, Bogor, Banjarmasin, Kulonprogo, Gresik, Tegal, Wonogiri, Cilacap, Magelang, NTT, Kutai, NTB, Timika, Kab. Semarang, Lombok Timur, Lampung, dan Samarinda. Cakupan wilayah ini masih terus bertambah seiring bertambahnya dukungan warga.

Baca Juga: 5 Hoaks soal Corona, Dari Buku Iqro hingga Dettol Ampuh Bunuh Virus Corona

"Kami tidak menyangka dukungan dari warga akan sebesar ini. Seperti halnya kampanye politik, kampanye kesehatan juga harus dilakukan melalui darat di banyak tempat. Menurut saya masih banyak ruang yang belum terjangkau, padahal isu pandemi ini sangat mendesak," kata Lestari Nurhajati, dosen LSPR yang menjadi Koordinator Kampanye Japelidi Lawan Hoaks Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI