Suara.com - Perkembangan teknologi dalam membuat material pelapis atap menghasilkan bahan-bahan yang lebih kuat dan tahan dari kebocoran. Material-material modern yang mayoritas diproduksi menggunakan mesin tersebut memiliki ketahanan yang lebih memadai daripada material pelapis atap yang lebih konvensional.
Material-material seperti bitumen, semen fiber, dan ardex sudah dapat ditemukan dengan mudah di toko-toko bangunan dan lebih direkomendasikan karena kekuatannya. Maka dari itu, pilihlah material-material ini atau material lain yang disarankan oleh kontraktor Anda untuk melapisi atap.
Sebisa mungkin, Anda perlu menghindari material-material di bawah ini apabila sedang akan membangun rumah pertama atau melakukan renovasi besar.
Khususnya untuk Anda yang baru akan membangun rumah, atap yang kuat benar-benar dibutuhkan di rumah. Bila struktur dan materialnya tidak kuat dan rentan bocor, biaya perbaikan yang perlu dikeluarkan bisa besar dan berlarut-larut.
Baca Juga: Memanfaatkan Atap Rumah untuk Berkebun
Untuk itu, Dekoruma sudah meringkas empat material pelapis atap di bawah ini yang cenderung rapuh dan tidak menua dengan baik bersamaan dengan perubahan kondisi cuaca ekstrem, panas, dan usia material.
1. Genteng Tanah Liat
Genteng dengan material tanah liat bisa dikatakan adalah material genteng yang sangat populer pada zamannya. Bila Anda berada di gedung yang cukup tinggi dan dapat melihat sebagian besar area kota tempat tinggal Anda, tampak bahwa mayoritas menggunakan genteng tanah liat.
Meskipun begitu, selain proses pembuatannya yang memakan waktu lama karena menggunakan tangan dan perlu dipasang satu per satu, material ini cenderung rapuh. Hal ini dikarenakan genteng tanah liat mudah berjamur dan berlumut, membuatnya mudah pecah dan bolong yang menyebabkan kebocoran.
2. Genteng Beton
Baca Juga: Tips Mengatasi Atap Rumah Bocor di Musim Hujan
Dengan bahan utama beton, tentunya genteng beton memiliki daya tahan yang kuat dari segi material itu sendiri maupun ketahanan dengan kondisi iklim yang panas dan hujan. Meskipun begitu, bobotnya yang berat dan strukturnya yang berpori membuatnya rentan untuk menjadi lembap saat musim hujan. Kelembapan ini semakin menambah beban atap yang bisa menyebabkan pecah dan bocor saat musim hujan yang sangat merepotkan.