Suara.com - Sejumlah sekolah di beberapa kota di Indonesia diliburkan atau ditutup sementara imbas meningkatnya kasus positif corona Covid-19.
Di Jakarta, Gubernur Anies Baswedan meniadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dan meminta murid-murid untuk belajar di rumah. Beberapa sekolah menggantinya dengan KBM berbasis online.
Seperti yang dilakukan oleh Sekolah Kembang yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan, ini. Disampaikan oleh Manajer Pemasaran dan Komunikasi, Lucky Palupi, murid-murid akan menerima materi pembelajaran melalui email.
"Tanggal 21-22 Maret, akhir pekan ini, para guru mulai akan mengirimkan bahan belajar dan panduannya untuk dilaksanakan bersama orangtua di rumah. Karena tingkatnya PG, TK, dan SD, tidak mungkin full pembelajaran online," katanya kepada Suara.com melalui pesan singkat, Senin (16/3/2020).
Baca Juga: Kebijakan Belajar Online, Aplikasi Ruangguru Bisa Diakses Gratis
Di Sekolah Kembang, para orangtua dan guru memiliki komunikasi rutin via email yang bernama Surat Kegiatan. Biasanya ini diisi dengan rencana belajar, kegiatan yang bisa dicoba di rumah, dan referensi serta agenda murid.
"Kurang lebih nanti seperti itu yang kami kirimkan. Tapi mungkin lebih rinci ya," sambung Lucky.
Belum bisa dipastikan apakah nanti juga akan menggunakan aplikasi tertentu, namun Lucky menyebut saat ini sedang mencoba beberapa aplikasi.
Untuk SD, kemungkinan akan diberlakukan 'check in online' seminggu dua kali untuk memastikan anak dan orangtua memahami bahan dan instruksi yang diberikan. Konsep belajar di rumah bukan mengejar ketuntasan materi, tapi mengajak anak dan keluarga menjalani pengalaman baru.
Hari ini hinga 20 Maret mendatang juga bertepatan dengan libur akhir kuartal 3, sehingga baru minggu depan KBM di rumah akan dimulai. Selama libur, tidak ada kegiatan belajar dalam bentuk apapun dan bisa digunakan sebagai waktu istirahat.
Baca Juga: Daerah Lain Ramai-ramai Libur Corona, Sekolah di Kepri Tetap Normal
"Minggu ini fokus kami adalah mengingatkan orangtua dan anak kalau ini adalah minggu istirahat yang dapat mereka gunakan untuk melakukan refleksi, evaluasi, serta bersiap menghadapi kuartal selanjutnya atau belajar di rumah," lanjut Lucky.
Lucky juga menyebut pihak sekolah tidak melarang apabila ada keluarga yang sudah merencanakan berjalan-jalan. Namun khusus untuk liburan ke luar negeri, Sekolah Kembang sudah menyampaikan bahwa ada kebijakan isolasi diri dan keluarga yang ikut selama 14 hari di rumah saat kembali ke Indonesia.
"Orangtua sekolah kami tampaknya cukup paham mengenai kritisnya kondisi saat ini dan sangat berhati-hati membuat keputusan," kata Lucky.
Sementara di SD Tetum Bunaya yang berlokasi di Cipedak, Jakarta Selatan, juga menerapkan KBM berbasis online yakni melalui website. Kepala Sekolah Endah Widyawati menjelaskan kepada Suara.com bahwa tiap kelas memiliki website yang berisi aktivitas kelas yang nantinya hanya bisa diakses oleh orangtua yang memiliki password.
Tidak hanya memberikan materi belajar, SD Tetum Bunaya juga memantau sikap, seperti apakah sudah mandi pagi, sarapan, dan juga mempersiapkan ruangan yang nantinya akan digunakan untuk belajar.
Ruangan tersebut harus jauh dari distraksi, seperti televisi, misalnya, dan memastikan bahwa saat belajar tidak ada jeda atau diselingi.
Endah menuturkan, sebelumnya SD Tetum Bunaya sudah meliburkan sekolahnya di awal-awal wabah terdeteksi dan juga sudah berencana untuk meliburkan kembali di tanggal 16-20 Maret sebelum turun instruksi Gubernur Anies.
"Waktu isu corona yang pertama itu kami melakukan implementasi PHBS, jadi cuci tangan, makan sayur, beraktivitas fisik. Jadi kami meminta mereka membuat art work bertema PHBS," ujar Endah.
Untuk siswa kelas 6 SD, sebenarnya pada minggu ini sedang ada jadwal ujian praktek, namun semuanya diganti di rumah. Endah menyebut pihak sekolah nanti mengirimkan aktivitas apa saja yang mesti dilakukan, dan nanti akan direkam oleh orangtua di rumah.
Baik Endah maupun Lucky sama-sama memiliki harapan besar terkait wabah virus corona ini. Endah mengatakan tak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti instruksi dan bersiap diri.
"Justru kita di sini jadi kreatif, ya. Karena kita mencari-cari kreasi di mana sebuah tujuan itu tercapai dengan cara yang berbeda. Bagaimana supaya bisa tetap belajar sekalipun tidak di sekolah," sebut Endah.
Lucky berharap pemerintah mengedepankan tranparansi dalam komunikasi, sehingga sekolah-sekolah bisa melakukan asesmen risiko dan mitigasi terkait dengan penyebaran COVID-19.
"Kami juga berharap, pemerintah memberikan dukungan kegiatan belajar di rumah, baik dalam bentuk kebijakan maupun infrastruktur pendukung, yang disesuaikan dengan kemampuan atau kondisi setiap daerah," pungkasnya.