Suara.com - Perempuan Ingin Jadi CEO? Simak Tips dari 3 Srikandi Indonesia Berikut Ini!
Menjadi pemimpin merupakan tantangan tersendiri bagi para perempuan. Namun hal ini bukan berarti mustahil.
Hal ini dibuktikan oleh tiga srikandi Indonesia yang berhasil menempati posisi tertinggi dengan lingkungan kerja yang mayoritas laki-laki. Dengan upaya dan kemampuan mereka, tiga perempuan ini bisa menunjukkan keberhasilan mereka.
Baca Juga: Mengapa Perempuan Lebih Tertarik pada Bad Boys? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Akan tetapi tentu, perjalanan mereka tidaklah mulus. Menurut mereka, apa saja sih yang menjadi hambatan dalam seorang perempuan untuk menjadi pemimpin?
Menurut Shanti Shamdasani, Presiden di ASEAN International Advocacy, hal ini disebabkan perempuan bukanlah sosok pengambil risiko. Terlebih lagi, perempuan memiliki sifat atau karakter yang melibatkan emosi, lebih banyak berpikir, lebih banyak menganalisa, serta faktor-fakto empati dan simpati.
"Itu kadang membuyarkan fokus apakah dia harus bisa mengambil risiko atau tidak. Soalnya, kalau kita mempertimbangkan terlalu banyak hal, di satu titik nanti akan membuyarkan fokus Anda. dan saat fokus Anda buyar, kita jadi membatasi diri sendiri, tidak bisa mengambil kesempatan, risiko," katanya dalam acara Lead-Her-Ship: Breaking Stigma and Thriving for Success di @america, Sabtu (7/3/2020).
Kemudian kecenderungan perempuan lainnya adalah saat membuat kesalahan, mereka cenderung memasukkan ke dalam hati.
"Kita emosional, ke toilet nangis, keluar ketawa-ketawa lagi kayak nggak ada apa-apa," lanjutnya.
Baca Juga: DAN Indonesia Jadikan Maya Watono CEO Perempuan Pertama di Dunia Periklanan
Hal tersebut diamini oleh Lisa Widodo, SVP Operation and SVP Product Management Blibli.com. Perempuan cenderung terlalu banyak berpikir, tidak percaya diri, dan terlalu emosional.
Terlebih lagi, perempuan mengalami masa-masa hormonal yang tak bisa dielakkan lagi, misalnya saat haid.
"Jadi ini gimana kita menyeimbangkan kita punya emosi yang kayak roller coaster untuk bisa kalem," kata ibu dari dua anak perempuan ini.
Ditambahkan oleh Silvia Halim, Direktur Konstruksi di PT MRT Jakarta, loncatan karir perempuan seringkali terhambat karena ada rasa ingin bisa semuanya.
Misalnya ada di kantor dibuka pendaftaran promosi pekerjaan. Perempuan cenderung merasa harus bisa semuanya, padahal orang lain yang mengejar hal yang sama belum tentu memikirkan hal tersebut.
"Saya harus udah bisa ngerjain hal ini, saya udah harus bisa jago presentasi, saya harus udah bisa nguasain keuangan ini, pokoknya macem-macem sebelum saya mengambil promosi untuk posisi ini. Jadi perempuan biasanya harus ngerasa siap dulu baru mendaftar," katanya dalam kesempatan yang sama.
Oleh karena itu ia menyarankan apabila perempuan ingin mengejar posisi tertentu, jangan menunda dan segera mencoba. Dengan begitu, kita akan bisa tahu kekurangan kita ada di mana.
"Setidaknya bos Anda tahu bahwa Anda berminat, dan Anda bukan lagi orang pinggiran. Ini meningkatkan kesempatan selanjutnya. Nggak masalah untuk tahu apa yang Anda inginkan dan mengejarnya," pungkasnya.