Suara.com - Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah jemaah haji terbanyak di dunia. Diperkirakan pada 2020 ini, jumlah jamaah haji Indonesia mencapai 221 ribu orang.
Pemerintah telah menetapkan bahwa kuota khusus lansia dengan usia di atas 65 tahun sebanyak 2.040 orang.
Dan menurut Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) lebih dari separuh jamaah haji Indonesia berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan.
Ketua PERDOKHI Muhammad Ilyas mengatakan, kebanyakan jamaah yang berisiko tinggi memiliki masalah kesehatan karena unsur usia dan juga memiliki riwayat penyakit kronik.
Baca Juga: Anak Sedang Susah Makan, Ini Kiat Tarra Budiman dan Gya Sadiqah
"Paling banyak diabetes, beberapa di antaranya mengalami gangguan jantung bahkan ada menderita penyakit ganas, sepeti kanker," kata Ilyas dalam acara diskusi 'Manfaat Vaksin Influenza Untuk Optimalisasi Kegiatan Jamaah Haji dan Umrah', Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Polusi udara yang ada di Arab Saudi juga turut menyebabkan masalah kesehatan terjadi. "Kita tahu di Arab Saudi kendaraan begitu padat, pembangunan yang selalu ada menyebabkan debu, juga termasuk kebiasaan merokok," jelas Ilyas.
Faktor lain yakni terkait perubahan lingkungan. Menurut Ilyas, suhu di Arab Saudi yang bisa lebih dari 40 derajat saat siang namun menjadi sangat dingin ketika malam dapat memicu gangguan kesehatan terutama bagi orang Indonesia yang umumnya tinggal di suhu yang lebih stabil.
Selain itu yang perlu juga menjadi perhatian jamaah adalah adanya penyakit menular infeksi pernapasan.
Ilyas mengingatkan, sangat mudah penularan virus terjadi mengingat jumlah jamaah haji yang mencapai 3 juta orang dari seluruh dunia dan berkumpul di satu tempat secara bersamaan.
Baca Juga: Kemenkes Angkat Bicara soal Tren Jabat Tangan dan Masker
"Berdasarkan penelitian yang kami lakukan pada 2014 menunjukan bahwa di daerah Arafah-Mina justru penyebab meninggal paling banyak akibat pneumonia. Baik itu karena penularan virus atau pun bakteri," ucapnya.