Tampilkan Seni Performans, Melati Suryodarmo Enggan Didikte Isu Terkini

Kamis, 27 Februari 2020 | 08:50 WIB
Tampilkan Seni Performans, Melati Suryodarmo Enggan Didikte Isu Terkini
Pameran Melati Suryodarmo di Museum MACAN.(Suara.com/Lilis Varwati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tampilkan Seni Performans, Melati Suryodarmo Enggan Didikte Isu Terkini

Isu-isu hangat mengenai sosial, politik, hingga humaniora seringkali menjadi inspirasi para seniman dalam berkarya. Bukan hanya sekadar menggaet penikmat seni, lewat karyanya para seniman juga turut menyelipkan kritik sosial.

Namun apa yang dilakukan seniman kontemporer Melati Suryodarmo justru berbeda. Ia enggan didikte tren isu saat membuat karya seni performans.

Melati mengaku bahwa dirinya tidak gamblang merespon isu hangat yang terjadi di publik lewat karya seninya.

Baca Juga: Dunia Dalam Berita di Museum Macan Tampilkan Wajah Reformasi Indonesia

"Saya tidak mau dianggap tidak fair dalam seni performans yang merespon isu politik dan sosial," kata Melati ditemui di Museum MACAN, Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2020).

Meski begitu, Melati menegaskan bahwa sebenarnya kebanyakan karya yang ia buat berbasis politis. Hal itu tidak lepas latar belakang pendidikannya yang merupakan lulusan Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Padjadjaran.

"Bukannya saya gak peduli. Karya saya sebagian besar sangat berbasis politis, melakukan riset yang lama. Dan mungkin karena pendidikan saya sosial politik, struktur pikiran saya terbangun," ucapnya.

Daripada fokus terhadap peristiwa yang sedang hangat dibicarakan, Melati lebih tertarik untuk mengangkat sisi manusia dalam karyanya. Ia mencontohkan seperti isu kegaduhan politik yang terjadi.

Museum MACAN Hadirkan Pameran Seniman Kontemporer Lintas Negara. (Suara.com/Lilis Varwati)
Museum MACAN Hadirkan Pameran Seniman Kontemporer Lintas Negara. (Suara.com/Lilis Varwati)

"Sebenarnya kalau paham terhadap kekacauan politik, sebenarnya apa yang bikin ruwet? Apa duitnya? Apa partai? Apa orang yang ada di dalam partai? Apa yang mereka cari? Oh ternyata hasrat. Kemudian saya mencari itu ada apa dengan hasrat manusia," jelasnya.

Baca Juga: Main Getah Jadi Instalasi Seni Baru yang Hadir di Museum Macan

Dalam setiap karya seni performans sebenarnya ada narasi politik yang dibangun, kata Melati. Seni performans juga bisa dilihat sebagai platform untuk melihat sesuatu.

Meski begitu, Melati enggan menyelipkan makna spesifik pada setiap karyanya.

"Jadi karya saya tidak mendikte. Saya menghindari slogan-slogan. Saya sangat memperhitungkan bahwa publik memiliki ruang persepsi masing-masing," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI