Tips Chef Arnold Buat Para Pengusaha Kuliner Agar Tak Tergerus Zaman

Senin, 24 Februari 2020 | 17:10 WIB
Tips Chef Arnold Buat Para Pengusaha Kuliner Agar Tak Tergerus Zaman
Chef Arnold. (Suara.com/Frieda Isyana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bisnis kuliner kini semakin menjamur. Dan dengan era digital yang semakin berkembang, persaingan di bisnis kuliner pun semakin ketat. Beberapa usaha kuliner yang sudah dirintis bisa menjadi stuck karena tertinggal perkembangan zaman.

Sebagai seorang chef dan juga pemilik bisnis kuliner yang berpengalaman, Arnold Poernomo mengatakan jangan pernah takut memulai bisnis kuliner. Sebelum memikirkan bagaimana cara mempertahankan bisnis kita, sebuah bisnis kuliner harus didasari dengan visi-misi yang kuat.

"Setelah visi-misi dan sebelum mengeluarkan produk, kita harus tahu apakah produk tersebut bisa masuk ke pasar, apakah ada supply dan juga demand. Terus juga konsep," katanya saat ditemui di acara launching Digitarasa di Menara Digitakarya, Senin (24/2/2020).

Baca Juga: Tren 2020, Bisnis Kuliner Masih Akan Berkembang Lebih Besar

Selagi berjalan, bisnis kuliner, menurut Arnold, adalah bisnis yang tak pernah berhenti belajar. Untuk mempertahankannya dan bagaimana bisa berkembang lebih besar, kita harus tetap belajar, misalnya dengan partner-partner bisnis seperti yang dilakukan oleh Arnold.

Selain itu, sebaiknya tidak membuat bisnis hanya karena hype atau sekadar mengikuti apa yang sedang ramai. Oleh karena itu diperlukan visi-misi yang dalam dan harus memikirkan dengan matang apa yang harus dilakukan setelah hype.

"Bagaimana caranya menembus dari cuma ramai. Buka restoran cuma tiga bulan ramai, terus gimana caranya mempertahankan bisnis kita? Itu yang perlu dipersiapkan," sambungnya.

Satu hal lagi yang ditekankan Arnold adalah bagaimana menyikapi komentar-komentar yang muncul setelah bisnis tersebut berjalan. Yang harus diketahui adalah baik komentar buruk maupun bagus adalah hal yang baik dalam perkembangan bisnis kuliner.

Komentar yang buruk merupakan masukan bagaimana bisnis kita bisa menjadi lebih bagus dan lebih baik lagi. Sementara komentar yang bagus jangan digunakan untuk bersombong, namun merupakan sebuah konfirmasi terhadap bisnis kita yang baik dan harus dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

Baca Juga: Chika Jessica Siap Rambah Bisnis Kuliner di 2020

"Kalau netizen nyinyir sama produk, disambelin aja, hahaha. Jadi semua nyinyiran itu bagus untuk introspeksi bisnis tersebut, apa yang kurang apa yang lebih. Berbisnis kuliner tak hanya masak dan memiliki skill, tapi juga harus punya ilmu," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI