Suara.com - Bisnis kuliner di Indonesia semakin hari semakin menjamur. Beragam tren kuliner juga muncul di mana-mana, mulai dari makanan bergaya lokal-tradisional seperti ceker mercon sampai makanan bergaya asing bercitarasa internasional seperti spaghetti carbonara.
Tapi menurut Arnold Poernomo, seorang chef sekaligus pengusaha kuliner yang berpengalaman, bisnis kuliner saat ini, yang menjanjikan secara data justru bisnis kuliner lokal atau makanan Indonesia asli.
"Jadi cita rasa Indonesia, yang inovatif dan juga penyajiannya yang cepat dan juga harga yang terjangkau," katanya dalam acara Launching Digitarasa di Menara Digitakarya, Senin (24/2/2020).
Baca Juga: Tren 2020, Bisnis Kuliner Masih Akan Berkembang Lebih Besar
"Siapa yang nggak suka sambel? Bagaimana kita bisa memfokuskan suatu yang kita tidak ahli dan kita tidak mengerti secara kultur?" imbuhnya lagi.
Ia mencontohkan bahwa orang Indonesia lebih banyak mengonsumsi makanan lokal seperti nasi Padang ketimbang makan spageti.
Akan tetapi meski banyak diminati, pemilik bisnis kuliner Nusantara ia anggap masih kalah dengan pasar atau merek kuliner internasional.
Contoh tersebut bisa dilihat dengan lebih banyaknya merek kuliner asing ketimbang lokal di mal-mal. Oleh karena itu ia yakin dengan visi-misi yang dalam dan ilmu yang kuat, merek makanan lokal Indonesia bisa bersaing dengan pasar internasional.
"Membuat bisnis itu sudah berbeda dengan zaman dulu. Karena perkembangan ekonomi yang sangat pesat ada banyak kesempatan di mana kita itu bisa membimbing dengan ilmu kita supaya bisnis-bisnis tersebut bisa berkembang dan berkompetisi dengan brand-brand asing," tandasnya.