Suara.com - Busana Muslim selalu identik dengan budaya dan nuansa Timur Tengah atau Arab, tapi desainer Ivan Gunawan berniat membuktikan bahwa asumsi tersebut keliru lewat koleksi terbarunya yang bertajuk Buongiorno 2020.
Berbeda dari fesyen modest kebanyakan yang bernuansa gamis ke-arab-araban, Ivan malah mengadopsi nuansa Negeri Matodor, Italia.
"Perjalanan destinasi saya ke Italia beberapa waktu lalu melahirkan inspirasi tanpa batas. Saya memang desainer otodidak yang kalau bikin karya gak pernah ngikutin tren di dunia, i don't care dunia lagi tren apa," kata lelaki yang akrab disapa Igun tersebut dalam konferensi pers di Gran Mahakam Hotel, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Baca Juga: Sudah 2020, Indonesia Gagal Jadi Pusat Modest Fesyen Muslim Dunia?
Diakui Igun, busana Muslim biasanya berkiblat ke negara-negara di kawasan Timur Tengah. Namun ia menegaskan, dirinya ingin menciptakan trennya sendiri.
Igun membuktikan hal tersebut dengan membuat 87 busana Muslim yang terinspirasi dari berbagai macam hal bernuansa Italia.
"Beberapa kota di Italia yang saya sambangi memberikan inspirasi buat saya. Dari pemandangan, budaya, puisi cinta, arsitektur itu yang menginspirasi dan bisa saya gambarkan lewat 80 look koleksi untuk show Boungiorno nanti," jelas Igun lebih lanjut.
Boungiorno sendiri diambil dari kata Italia yang berarti selamat pagi. Lewat pamerannya tersebut, Igun ingin menyebarkan pesan agar sepanjang tahun 2020 ini selalu ada semangat yang terpancar seperti di pagi hari.
Rencananya, akan ada 57 item brand Mandjha Hijab yang dikhususkan busana Muslim perempuan dan 30 koleksi Khalif Menswear, brand pakaian siap pakai untuk laki-laki pada fesyen show Boungiorno 2020 nanti.
Baca Juga: Keren, Ini 3 Fakta Tampilnya Indonesia di Amsterdam Modest Fashion Week
"Tahun ini saya bikin in line antara busana pria dan wanita. Look-nya lebih maching. Arahnya lebih berkaitan," ucapnya.