"Ketika aku pertama pindah, aku mendapat memar karena terbentur tangga dan lecet karena meregangkan tangan hingga mengenai dinding semen," tambah Oh Kee-cheol.
Namun, seiring berjalannya waktu, pria berusia 31 tahun ini mengaku terbiasa karena sudah hafal bagian-bagian dari banjiha tempatnya tinggal.
Selain Oh Kee-cheol, banjiha adalah tempat tinggal bagi ribuan anak muda yang sibuk bekerja demi masa depan lebih baik.
Banjiha juga memiliki sejarah panjang. Tempat kecil di bawah tanah ini ternyata merupakan produk dari konflik antara Korea Utara dan Selatan.
Baca Juga: Raline Shah Pesta Bareng Pemain Film Parasite Sampai Pinjam Piala Oscar
Pada tahun 1968 silam, Korea Utara sempat menyusup ke dalam Seoul dalam rangka membunuh presiden Korea Selatan, Park Chung-hee.
Walau serangan tersebut gagal, banyak krisis dan insiden terorisme lainnya terjadi. Demi alasan keamanan, pemerintah Korea Selatan pun meminta agar gedung apartemen dilengkapi dengan ruang bawah tanah sebagai bunker.
Tentu saja, menyewakan bunker atau banjiha ini dilarang. Namun, ketika krisis tempat tinggal melanda di tahun 1980, pemerintah akhirnya mengizinkan penyewaan banjiha.
Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa banjiha telah menjadi semacam simbol kemiskinan di Korea Selatan.
Pasalnya, orang Korea berpikir bahwa memiliki rumah atau mobil yang bagus adalah standar kesuksesan.
Baca Juga: Film Garapan Bong Joon-Ho yang Bisa Kamu Tonton Selain Parasite
Dalam film 'Parasite' sendiri, keluarga Kim disebut memiliki bau yang khas karena tinggal di ruang bawah tanah. Inilah yang membuat mereka dicap sebagai orang miskin.