Suara.com - Kwei Lan dan Mary, dua orang wanita dengan budaya yang berbeda. Tapi demi cinta, mereka rela berkorban.
Si "Angin Timur" Kwei Lan lahir dalam keluarga Cina yang berpegang teguh pada adat dan tradisi. Sementara Mary adalah "Angin Barat", perempuan dari negara Barat yang menikah dengan kakak kandung Kwei Lan.
Dua karakter dalam buku "Angin Timur: Angin Barat" ini diciptakan Pearl Sydensticker Buck, penulis asal Amerika Serikat yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di China. Ini merupakan karya pertama Buck yang terbit tahun 1930.
Bagi Kwei Lan, perjodohan adalah hal wajar. Tapi nyatanya, keadaan setelah dia menikah tak sesuai harapan.
Baca Juga: Mercedes-Benz Serahkan Replika Mobil Pertama di Dunia ke Museum Nasional
Sementara, kakak Kwei Lan yang telah lama tinggal di Amerika, menolak perjodohannya. Ia lebih memilih menikah dengan Mary, wanita yang belakangan harus menyesuaikan diri agar diterima keluarga Kwei Lan.
Baik Kwei Lan maupun Mary harus berjuang demi cinta; mereka semua harus berkorban.
Tak hanya menggambarkan budaya China dan Amerika dengan baik, Buck juga mengangkat isu perjodohan melalui dua sudut pandang.
Buck mendapatkan Pulitzer Prize di tahun 1932. Lalu ia menjadi wanita Amerika pertama yang menerima penghargaan paling bergengsi, Nobel Prize di bidang Sastra, pada tahun 1938.
Karya Pearl S. Buck kental dengan tema-tema seperti kesetaraan gender, kebudayaan Asia, imigrasi, adopsi, pekerjaan misionaris, juga perang dan kekerasan.
Baca Juga: Catat, Tips Merawat Mobil Sehari-hari Agar Tetap Laju dan Prima
Novel ini tidak hanya cocok untuk para pecinta karya sastra bertema pernikahan atau keluarga, tapi layak pula menjadi referensi bacaan bagi akademisi yang perhatian pada isu budaya dan gender.