Suara.com - Ronggowarsito III --atau yang kini dikenal dengan Ronggowarsito saja-- menciptakan tulisan-tulisan yang dianggap bisa meramal masa depan. Namun, pujangga Jawa bernama asli Bagus Burham itu tidak hanya menulis ramalan mentah-mentah.
Putra dari Ronggowarsito II ini pun mengungkapkan pemikiran kritisnya terhadap kondisi sosial dan politik melalui buku "Zaman Edan".
Bahkan karena tulisannya, Ronggowarsito dibenci penguasa, diburu Belanda hingga dibunuh. Sebelum kematiannya, pujangga kerajaan bergelar Raden Ngabehi Ronggowarsito ini sempat menuliskan dengan tepat tanggal kematiannya.
Dalam buku ini, Ronggowarsito dengan jernih meramalkan datangnya kutukan zaman yang ia sebut dengan "zaman edan". Ia pun memperingatkan:
Baca Juga: Akting Bareng Mak Nyak, Maudy Koesnaedi Tahan Tangis
"Hidup di zaman edan gelap jiwa bingung pikiran, turut edan hati tak tahan, jika tak turut batin merana dan penasaran, tertindas dan kelaparan, tapi janji Tuhan sudah pasti, seuntung apapun orang yang lupa daratan lebih selamat orang yang menjaga kesadaran".
Secara tidak langsung, Ronggowarsito juga menceritakan keadaan masyarakatnya sendiri yang korup dan bobrok, tapi dengan bahasa diperhalus sebagai ramalan.
Ronggowarsito hidup sebagai pujangga kerajaan Surakarta yang bersekutu dengan Belanda. Pada satu sisi, ia punya hubungan tak harmonis dengan sang raja dan sempat diminta berperang melawan kerabatnya sendiri.
Terdapat lima bagian dalam buku ini. Ronggowarsito menulis dari uraian tentang "jaman edan", hingga ramalan datangnya kemenangan besar dan zaman keemasan.
Buku ini selain cocok sebagai referensi pengetahuan sastra Jawa, juga memuat nasehat bagi generasi muda. Syair-syair Ronggowarsito dalam buku ini mudah dipahami, karena sang penerjemah Ahmad Norma memakai bahasa yang sederhana.
Baca Juga: Hadapi Kasus Kematian Lina Jubaedah, Teddy Sudah Tolak 5 Pengacara
Yang berminat, lihat dan dapatkan bukunya di sini!