Suara.com - Nama Kahlil Gibran begitu familiar di dunia sastra dunia. Karya-karyanya dikenal eksotik dan mistik hingga melambungkan namanya sebagai penyair Arab perantauan besar.
Kahlil yang lahir di Lebanon, 1883 cakap meramu kata yang bermakna mendalam bagi kehidupan. Salah satunya ditunjukkan lewat Sang Nabi, kumpulan puisi dan prosa yang dinobatkan sebagai masterpiece Kahlil Gibran.
Beda dari beberapa karangan sebelumnya, Sang Nabi disimpan Kahlil Gibran dalam kurun waktu cukup lama yakni 4 tahun sebelum akhirnya sampai ke tangan penerbit. Hingga pada akhirnya dirilis tahun 1923, delapan tahun sebelum sang penyair menghadap Tuhan.
Buku ini menceritakan sosok Al-Mustafa atau dalam bahasa Arab diartikan sebagai "Yang Terpilih" yang menepi di sebuah pulau kecil selama 12 tahun.
Baca Juga: Dicurigai Singapura Suspect Corona, Enam Warga Batam Diisolasi di Rumahnya
Selama pengasingan diri itu, Al-Mustafa mengunjungi Kota Orphalese. Dan di tempat itulah Sang Nabi --julukan Al-Mustafa-- menemukan hakikat kehidupan.
Sang Nabi mengajarkan banyak nilai kehidupan mulai dari tentang cinta, pernikahan, jual beli, anak-anak hingga kematian.
Seperti kata Kahlil ketika melihat seorang ibu menggendong anaknya: "Anakmu bukanlah anakmu. Mereka putra-putri kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka datang melalui engkau tapi bukan dari engkau".
Buku ini bukan karya religius, namun syarat makna spiritual yang bisa diresapi seluruh orang. Kahlil menunjukkan kehati-hatiannya dalam mengungkap "hidup" yang sebenarnya.
Semenjak dirilis, Sang Nabi diterjemahkan lebih dari 20 bahasa dan telah terjual puluhan juta eksemplar. Buku ini menjadi karya puncak Kahlil yang memuat separuh hidupnya.
Baca Juga: Regulasi Berubah, Barito Putera Isyaratkan bakal Rekrut Pemain Baru
Yang mau baca, bukunya ada di sini!