Wabah Virus Corona, Jumlah Wisatawan China ke Bali Alami Penurunan

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 04 Februari 2020 | 18:22 WIB
Wabah Virus Corona, Jumlah Wisatawan China ke Bali Alami Penurunan
Wisata Bali (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah merebaknya isu mengenai penyebaran virus Corona dari daratan utama China, pegiat pariwisata Bali dengan cepat memberi respon yang antisipatif.

China adalah negeri penyumbang wisatawan terbesar ke Bali, setidaknya sejak 3 hingga 4 tahun terakhir.

Larangan bepergian dari pemerintah China bagi warga negara mereka akan memberi dampak yang cukup besar bagi pariwisata Bali.

"Kami sangat berempati pada tragedi kesehatan yang sedang terjadi di China, khususnya di Kota Wuhan yang telah merebak ke sejumlah kota dan negara lain," kata I Ketut Mardjana, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Bangli.

Baca Juga: Pakar Beberkan Cara Bunuh Virus Corona, Alkohol Bisa?

"Meski kami ikut prihatin atas isu dunia ini, namun sebagai pegiat pariwisata kami juga menghimbau masyarakat agar tidak over reacted terhadap isu ini,” tambah Ketut Mardjana di Jakarta, belum lama ini.

Berdasar data terbaru dari Badan Pusat Statistik, wisatawan China yang berkunjung ke Pulau Dewata mencapai 1.363.170 orang sepanjang tahun 2018.

Sementara di tahun 2019 jumlahnya mencapai 1.105.038 orang, terhitung sejak Januari hingga November.

Stabilitas kunjungan tamu terbesar ke Bali ini diperkirakan akan drastis menurun akibat bencana kesehatan yang tak terduga ini.

Isu virus Corona yang menjadi berita dunia sejak 20 Januari diperkirakan akan sangat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan China ke Bali.

Baca Juga: Tangani Virus Corona, China Gabungkan Pengobatan Tradisional dan Barat

I Ketut Mardjana, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Bangli. (Foto: Dok. Pribadi)
I Ketut Mardjana, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Bangli. (Foto: Dok. Pribadi)

"Sampai hari ini belum ada rilis angka pastinya, karena berita tentang wabah ini baru menyebar sekitar seminggu yang lalu, sehingga perlu waktu untuk mendapat data akurat penurunan jumlah wisatawan China ke Bali,” ujar Ketut Mardjana yang juga pemilik Toya Devasya, sebuah destinasi wisata air panas di tepi Danau Batur, Kintamani.

Ia melanjutkan bila merujuk pada kunjungan wisatawan ke Toya Devasya, memang terlihat penurunannya. Kata Ketut Mardjana, biasanya dalam 1 hari jumlah kunjungan wisatawan China mencapai 500 orang.

"Sementara data tanggal 28 Januari 2020 menunjukkan angka 395 orang, atau sekitar 20 persen menurun, dan saya khawatir jumlahnya akan terus mengecil seiring membesarnya isu virus Corona ini,” lanjut Ketut Mardjana.

Meski begitu, mewakili industri pariwisata Bangli, mantan Direktur Utama PT Pos Indonesia ini mengatakan bahwa Bali optimis tetap bisa menjalankan roda pariwisata di tengah kejadian force majeure ini.

"Saya telah menerima surat edaran dari Kemenparekraf yang memberi arahan agar pegiat pariwisata mengambil langkah-langkah preventif, termasuk menghentikan sementara kegiatan wisata outbond ke China dan inbound dari China ke Indonesia,” ujar pengusaha pariwisata yang terbilang rajin bertandang ke China untuk mempromosikan Bangli dan destinasi wisatanya.

Sesuai arahan Kemenparekraf, Ketut Mardjana setuju bahwa promosi pariwisata Bali bisa dialihkan ke negara-negara yang tidak terlalu terkena dampak, di antaranya Amerika Serikat, negara-negara di Eropa, Selandia Baru dan Australia.

Namun, menurut Ketut, selain itu juga perlu ditingkatkan potensi wisatawan domestik.

"Di saat seperti ini, justru market wisatawan domestik menjadi sangat penting. Karena itu saya himbau pemerintah agar dapat mendukung iklim kunjungan wisatawan dalam negeri melalui sejumlah regulasi, di antaranya meninjau ulang kebijakan harga tiket pesawat dan tiket-tiket retribusi pariwisata daerah yang hanya memberatkan wisatawan saja,” ujar Ketut Mardjana yang sebelumnya telah lama berkiprah di sejumlah Badan Usaha Milik Negara.

Bersama para stakeholder pariwisata Bali, Ketut Mardjana selaku Ketua PHRI Bangli akan terus memantau perkembangan terkini mengenai dampak virus Corona terhadap kunjungan wisatawan China ke Bali.

Pada saat yang sama, ia akan terus menjalankan langkah-langkah kreatif agar pariwisata Bali, khususnya Bangli, bisa tetap berjalan dan bisa menjaga stabilitas ekonomi masyarakat yang sangat bergantung pada pariwisata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI