Ia melanjutkan bila merujuk pada kunjungan wisatawan ke Toya Devasya, memang terlihat penurunannya. Kata Ketut Mardjana, biasanya dalam 1 hari jumlah kunjungan wisatawan China mencapai 500 orang.
"Sementara data tanggal 28 Januari 2020 menunjukkan angka 395 orang, atau sekitar 20 persen menurun, dan saya khawatir jumlahnya akan terus mengecil seiring membesarnya isu virus Corona ini,” lanjut Ketut Mardjana.
Meski begitu, mewakili industri pariwisata Bangli, mantan Direktur Utama PT Pos Indonesia ini mengatakan bahwa Bali optimis tetap bisa menjalankan roda pariwisata di tengah kejadian force majeure ini.
"Saya telah menerima surat edaran dari Kemenparekraf yang memberi arahan agar pegiat pariwisata mengambil langkah-langkah preventif, termasuk menghentikan sementara kegiatan wisata outbond ke China dan inbound dari China ke Indonesia,” ujar pengusaha pariwisata yang terbilang rajin bertandang ke China untuk mempromosikan Bangli dan destinasi wisatanya.
Baca Juga: Pakar Beberkan Cara Bunuh Virus Corona, Alkohol Bisa?
Sesuai arahan Kemenparekraf, Ketut Mardjana setuju bahwa promosi pariwisata Bali bisa dialihkan ke negara-negara yang tidak terlalu terkena dampak, di antaranya Amerika Serikat, negara-negara di Eropa, Selandia Baru dan Australia.
Namun, menurut Ketut, selain itu juga perlu ditingkatkan potensi wisatawan domestik.
"Di saat seperti ini, justru market wisatawan domestik menjadi sangat penting. Karena itu saya himbau pemerintah agar dapat mendukung iklim kunjungan wisatawan dalam negeri melalui sejumlah regulasi, di antaranya meninjau ulang kebijakan harga tiket pesawat dan tiket-tiket retribusi pariwisata daerah yang hanya memberatkan wisatawan saja,” ujar Ketut Mardjana yang sebelumnya telah lama berkiprah di sejumlah Badan Usaha Milik Negara.
Bersama para stakeholder pariwisata Bali, Ketut Mardjana selaku Ketua PHRI Bangli akan terus memantau perkembangan terkini mengenai dampak virus Corona terhadap kunjungan wisatawan China ke Bali.
Pada saat yang sama, ia akan terus menjalankan langkah-langkah kreatif agar pariwisata Bali, khususnya Bangli, bisa tetap berjalan dan bisa menjaga stabilitas ekonomi masyarakat yang sangat bergantung pada pariwisata.
Baca Juga: Tangani Virus Corona, China Gabungkan Pengobatan Tradisional dan Barat