Suara.com - Sudah 2020, Indonesia Gagal Jadi Pusat Modest Fesyen Muslim Dunia?
Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Muslim terbesar di Indonesia, Indonesia sempat ingin menjadi pusat modest fesyen muslim dunia pada 2020 ini. Hal tersebut membuat banyak agenda fesyen show bernuansa modest digelar, belum lagi maraknya bisnis busana modest fesyen yang menjamur.
Meski secara angka produsen dan konsumen modest fesyen terus tumbuh, namun gelagat Indonesia sebagai pusat modest fesyen pada 2020 ini masih jauh api dari panggang. Ditemui media dalam suatu acara, National Chairman Indonesia Fashion Chamber, Ali Charisma, mengatakan bahwa gagal bukan kata yang tepat.
"Menurut saya gini. secara realistis bagaimana busana muslim itu bisa menguasai pasar di Indonesia, sebenarnya gitu. Dari situ juga kita mengambil sebagian pasar mereka keluar," kata Ali di Jakarta, Senin, (27/1/2020).
Baca Juga: Desainer Lina Sukijo Bawa Busana Muslim Syari ke Ajang Fesyen Internasional
Ali meminta agar brand-brand modest fesyen lokal untuk tidak hanya bersaing sesamanya di dalam negeri tetapi juga brand luar yang ada di Indonesia. Dengan begitu, ketika brand lokal tersebut mencoba peruntungan di luar, sudah dipastikan brand lokal memiliki daya saing yang kuat di pasar yang lebih luas. "Pekerjaan rumah ke depannya, saya yakin generasi muda ini kenapa mereka beli karena mereka merasa lebih trendy. lebih keren, dengan bahan yang lebih nyaman. Nah hal-hal seperti itu kita coba cari solusinya. supaya brand-brand kita itu bisa head to head dengan mereka, tutupnya.
Menurut data dari Indonesia Fashion Chamber, konsumsi fesyen muslim di Indonesia bertumbuh sekitar 18 persen setiap tahunnya. Inilah yang dapat menjadi peluang yang harusnya selalu dimanfaatkan oleh para pemain industri fesyen untuk terus menghasilkan produk fesyen yang memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun internasional.