Sugiyo Waluyo, Dalang Wayang Potehi Asli Indonesia Selama 4 Dekade

Senin, 27 Januari 2020 | 09:56 WIB
Sugiyo Waluyo, Dalang Wayang Potehi Asli Indonesia Selama 4 Dekade
Sugiyo Waluyo, Dalang Wayang Potehi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perayaan Tahun Baru China atau Imlek sarat dengan gelaran berbagai adat dan kebudayaan Tionghoa, mulai dari barongsai hingga wayang Potehi. Wayang Potehi sendiri merupakan salah satu kesenian khas Tionghoa yang berasal dari China bagian selatan. Dari bentuknya, wayang Potehi tidak seperti wayang kulit yang dikenal di budaya Jawa, melainkan berbentuk seperti boneka dengan riasan dan pakaian tradisional Tionghoa.

Pertunjukkan wayang ini diiringi dengan alunan musik tradisional khas Tionghoa. Lantunan musik menjadi pertanda wayang-wayang segera muncul dari balik tirai merah di panggung.

Dan seperti halnya wayang yang kita kenal, wayang Potehi pun memiliki seorang dalang yang bertugas membawakan cerita. Salah satunya adalah Sugiyo Waluyo, atau yang lebih akrab disapa Dalang Subur, yang sudah 45 tahun menggeluti profesi sebagai dalang wayang Potehi. Dalang Subur sudah mulai belajar memegang wayang sejak dirinya berusia 12 tahun.

Awalnya karena tidak punya hiburan

Baca Juga: Sambut Imlek, Ini Ritual Unik Sebelum Pementasan Wayang Potehi

Wayang Potehi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Wayang Potehi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Ditemui beberapa waktu lalu dalam pementasan wayang potehi di Mal Ciputra, Jakarta Barat, saat perayaan imlek, Dalang Subur bercerita masa kecilnya saat tinggal di Surabaya. Dikatakannya bahwa ia berasal dari keluarga tidak mampu. Bahkan untuk menonton televisi sekali pun, ia harus menumpang ke tetangga.

"Kita harus ke tetangga untuk menonton televisi, orang China begitu nonton, ada tamu dimatiin," ungkap Dalang Subur.

Lokasi rumahnya saat itu dekat dengan bangunan klenteng yang aktif setiap hari. Ya, lingkungan rumahnya saat itu memang didominasi oleh mereka yang beretnis China.

Klenteng dekat rumahnya, selain sebagai tempat beribadah, juga dijadikan sebagai tempat pementasan hiburan, termasuk wayang potehi. Dari sanalah kemudian Dalang Subur mendapat hiburan di masa kecilnya.

Merasa tertarik, lelaki yang kini berusia 58 tahun itupun mulai tertarik belajar memainkan wayang-wayang potehi itu. Tidak perlu bersekolah, ia belajar langsung dari para dalang dan kru yang mementaskan wayang.

Baca Juga: Unik, 5 Ritual Sebelum Pementasan Wayang Potehi Saat Imlek

"Kita di tahun 1974, waktu kecil saya diperbolehkan ke panggung pertunjukkan, di situ ada personil pemain. Jadi nggak ada sekolah, jadi saya lihat begini caranya, ketukannya salah, dibenerin, setiap hari, akhirnya saya bisa," ceritanya.

Kurang minat di Tiongkok

Sugiyo Waluyo, Dalang Wayang Potehi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Sugiyo Waluyo, Dalang Wayang Potehi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Selayaknya kebanyakan masalah tradisi dan budaya di masing-masing negara, wayang Potehi juga kurang mendapat perhatian dari negara asalnya. Hal itu diamini oleh Dalang Subur yang tidak pernah melihat penduduk asli Tionghoa menjadi dalang wayang Potehi.

Fakta ini ia ketahui saat berkunjung ke Jepang dalam pementasan wayang Potehi. Apresiasi malah datang dari sana, negara yang bukan tempat asli kelahiran wayang Potehi.

"Saya pernah waktu di Jepang, campur sama pemain Taiwan, di Malaysia juga. Jadi waktu di Malaysia itu seperti kaya festival, Indonesia, Taiwan sama Malaysia, itu di Tiongkok sendiri nggak ada," ungkapnya.

"Ternyata dia nggak tampil, bahkan dia tidak pernah, ini lho dalang potehi dari Tiongkok, nggak pernah saya denger," lanjutnya.

Suara nomor satu

Pertunjukan Wayang Potehi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Pertunjukan Wayang Potehi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Seperti kita tahu, seorang dalang harus bisa mengisi suara berbagai karakter. karakter lelaki tua, lelaki sopan, atau lelaki yang beringasan. Termasuk juga tokoh berjenis kelamin perempuan.

"Dalang dituntut untuk menguasai beberapa suara. Seperti cowok, ada cowok yang ramah, ada yang beringasan. Jadi seorang dalang mampu bersuara lelaki muda, lelaki setengah tua. Terus perempuan muda, perempuan tua, dan anak kecil," jelasnya.

Seperti halnya penyanyi yang karirnya bergantung pada suara, seorang dalang tentu harus menjaga pola makan agar tak terkena masalah radang tenggorokan yang bisa mengganggu suaranya. Tapi, Dalang Subur sendiri mengaku kalau dirinya tidak punya kiat khusus dalam menjaga pola makan. "Nggak sih, apa saja saya makan. Paling kalau batuk, santan itu nggak saya makan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI