Unik, 5 Ritual Sebelum Pementasan Wayang Potehi Saat Imlek

Sabtu, 25 Januari 2020 | 11:15 WIB
Unik, 5 Ritual Sebelum Pementasan Wayang Potehi Saat Imlek
Dalang Subur bermain wayang potehi, pagelaran khas Tahun Baru Imlek. (Suara.com/Dini Afrianti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Unik, 5 Ritual Sebelum Pementasan Wayang Potehi saat Imlek

Saat perayaan Imlek, wayang potehi banyak dipentaskan di berbagai lokasi keramaian untuk menambah semarak hari raya. Wayang ini memang khas tanah Tiongkok, China yang dibawa para pendatang ke Indonesia.

Karena masuk ke Nusantara, wayang ini akhirnya membaur dan jadi salah satu kesenian tradisional Indonesia. Bahkan beberapa dalangnya adalah asli masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Barongsai dan Wayang Potehi Meriahkan Imlek di Mal Ciputra Jakarta

Nah seperti selayaknya pementasan, wayang potehi ini juga punya tradisi atau ritual unik yang harus dilakukan sebelum pementasan. Ataupun pantangan yang tidak boleh dilakukan selama pementasan. Apa saja itu?

Beberapa waktu lalu, Sugiyo Waluyo atau yang akrab disapa Dalang Subur menjelaskan ritual dan pantangan selama pementasan wayang potehi. Ritual ini sudah dipertahankan dari generasi ke generasi dunia pedalangan wayang potehi.

"Saya rasa semua pertunjukkan wayang, baik wayang kulit maupun wayang potehi, wayang golek pasti ada ritual. Kalau mau main itu pasti, cuman cara kita lain. Kalau saya mengikuti, bukan saya mengada-ada, saya mengikuti senior saya dulu," ujar Dalang Subur di Mal Ciputra, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

1. Membakar kimcoa

Sesaat sebelum tampil, para dalang harus membakar kimcoa yang nanti dikibarkan hingga padam ke ruangan dalang tempat pementasan. Kimcoa sendiri berarti kertas emas yang dibakar dalam ritual yang dikenal jinzhi atau sebagai uang arwah atau uang untuk orang yang sudah meninggal.

Baca Juga: Mengenal Seluk-Beluk Wayang Potehi, Kesenian Asli Warisan Budaya Tionghoa

Wayang Potehi di Festival Kuliner Glodok yang digelar di Mal Ciputra Jakarta, sejak 23 Januari hingga 10 Februari 2019. (Suara.com/Risna Halidi)
Wayang Potehi di Festival Kuliner Glodok yang digelar di Mal Ciputra Jakarta, sejak 23 Januari hingga 10 Februari 2019. (Suara.com/Risna Halidi)

"Kalau menurut beliau-beliau yang dulu kita itu izin, daerah ini pasti ada kita minta izin sama 'energi yang punya wilayah'," jelas Dalang Subur.

2. Memasang kain 5 warna

Tidak harus berkain besar, cukup ada 5 kain kecil yang dijepit atau diletakkan di lokasi pementasan. Meski ia tidak tahu maksudnya, ini sudah dilakukan turun temurun para dalang wayang potehi. Warna apapun boleh yang terpenting berbeda.

Wayang Potehi, pagelaran khas Tahun Baru Imlek. (Suara.com/Dini Afrianti)
Wayang Potehi, pagelaran khas Tahun Baru Imlek. (Suara.com/Dini Afrianti)

"Kita harus mamasang kain 5 warna. Itu sebetulnya harus kain 5 warna, itu harus ada. Warnanya bebas, tapi harus 5 warna, ngikutin aja," ungkapnya.

Ingin tahu ritual wayang potehi lainnya? Simak di halaman selanjutnya ya!

3. Menyediakan sesaji

Nah, ritual ini khusus bagi dalang yang belum pernah bermain di panggung atau tempat tersebut, alias baru menginjakkan kaki ke lokasi tersebut. Mereka harus menyiapkan sesaji di meja yang terdiri dari unsur laut, darat dan udara.

Pertunjukkan wayang Potehi berjudul Sie Jin Kwie Satria Utama di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/2). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Pertunjukkan wayang Potehi berjudul Sie Jin Kwie Satria Utama di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/2). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

"Jadi sesajinya itu mewakili laut itu ikan, mewakili darat biasanya babi, tapi bukan babi seekor, cukup daging seiris aja, mewakili udara biasanya burung dara," terangnya.

4. Dalang mengigit ayam putih

Ayam juga harus dipastikan tidak ada sedikitpun cela warna seperti warna hitam atau warna lainnya. Ia harus putih bersih, kemudian si ayam jantan ini belum kawin dengan ayam betina. Nah, yang harus dilakukan dalang adalah mengigit lehernya.

Wayang Potehi, pagelaran khas Tahun Baru Imlek. (Suara.com/Dini Afrianti)
Wayang Potehi, pagelaran khas Tahun Baru Imlek. (Suara.com/Dini Afrianti)

"Digigit bagian lehernya, yang gigit saya hidup-hidup, supaya dia mengeluarkan sedikit darah. Nah, darah itu kan kita kita toreh di panggung," jelasnya.

5. Tidak boleh memakan kacang dan kuaci

Laki-laki berusia 58 tahun itu menyebut para kru atau pembantu dalang di dalam panggung tidak boleh memakan kacang dan kuaci. Ini disebut-sebut bisa memicu perselisihan atau pertengkaran baik di belakang panggung maupun di luar panggung, termasuk mereka yang menonton.

Wayang Potehi, pagelaran khas Tahun Baru Imlek. (Suara.com/Dini Afrianti)
Wayang Potehi, pagelaran khas Tahun Baru Imlek. (Suara.com/Dini Afrianti)

"Jadi umapamanya, percaya nggak percaya kalau dipaksakan suka nggak tahu nanti sesama bertengkar. Tapi kalau menurut saya kacang kulit sama kuaci disugukan sama orang China kalau meninggal, zaman dulu dikasih kacang sama kuaci, jadi nggak boleh," tutup Dalang Subur.

Wah, unik-unik ya ritualnya. Kamu sudah pernah dengar?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI