Sekadar diketahui, tim barongsai Kong Ha Hong, cerita Ronald Syarif, sudah ada sejak 17 Agustus 1999, tepat setelah pemerintah Indonesia menarik larangan aktivitas berbau Tionghoa setelah 32 tahun dipraktikkan oleh pemerintah orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto.
Tidak tanggung-tanggung, untuk kembali menemukan kejayaan permainan barongsai Tanah Air, Ronald Syarif sampai-sampai harus membawa pelatih dari luar negeri.
"Susahnya dulu itu, saya sampai bawa pelatih dari China dan Malaysia. Dulu sebelum dilarang, pelatih bisa saya datangkan dari Medan saja," kenang Ronald Syarif mengingat perjuangan membesarkan tim barongsainya.
Ya, sebelum kegiatan berbau Tionghoa dilarang, Ronald Syarif mengaku sudah bergelut di bidang seni barongsai.
Baca Juga: Jelang Imlek, Warga Tionghoa Bogor Mandikan Rupang di Vihara Dhanagun
Ia bahkan sudah tertarik bermain barongsai sejak usia belasan tahun. Sayangnya, kekhawatiran pemerintah orde baru terhadap kelompok Tionghoa, membuat Ronald dan teman-temannya tak bisa berbuat banyak.
"Nah, saat Gus Dur menjadikan Imlek sebagai hari libur dan Megawati menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional, baru kita boleh main barongsai," tambahnya.
Kini Ronald Syarif bersama tim barongsainya tengah memperjuangkan barongsai sebagai salah satu jenis olahraga seni yang dapat dilombakan di Pekan Olahraga Nasional.
Hampir lolos di gelaran PON selanjutnya, tapi ternyata cabang olahraga barongsai, kata dia, ditarik kembali dan tidak jadi dipertandingkan.
Di dunia internasional, Ronald Syarif dan komunitas barongsai dunia juga tengah memperjuangkan hal sama untuk cabang olahraga olimpiade.
Baca Juga: Resep Bebek Peking Panggang Khas Imlek, Punya Makna Selalu Utuh dan Setia
"Mudah-mudahan kita bersama memperjuangkan hal tersebut," tutupnya.