4 Kriteria Traveling Impian Milenial di 2020

Jum'at, 17 Januari 2020 | 15:02 WIB
4 Kriteria Traveling Impian Milenial di 2020
Ilustrasi traveling impian milenial. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kaum milenial masa kini tak lagi bergantung pada musim liburan untuk melakukan traveling. Bagi mereka, traveling tetap bisa dilakukan meski hanya selama 2 hari di akhir pekan.

Nah, bicara soal tren liburan 2020, George Hendrata, Chief Executive Officer tiket.com mengungkap ada 4 hal yang jadi pertimbangan generasi milenial ketika memilih destinasi liburan. Apa saja?

1. Tempat yang tergolong baru

Baca Juga: 4 Cara Ampuh Atasi Susah BAB saat Traveling

Milenial sangat tertarik untuk mengunjungi tempat baru yang bisa dieksplor, terutama yang belum banyak dikunjungi oleh orang. Wajar, sih, mengingat mereka juga sangat suka membagikan momen liburan di media sosial. Dan tentunya akan ada rasa bangga ketika mereka mem-posting destinasi baru. Mereka sangat suka dengan fakta bahwa mereka dapat memberi pengaruh atau mengajak orang lain ke tempat beru tersebut.

2. Lokasi bagus dan cenderung sepi

Traveling bagi anak milenial seumpama fesyen. Semakin banyak orang yang memakai atau menggunakan fesyen tersebut, justru akan semakin dihindari. Begitu juga dengan tempat wisata, milenial akan cenderung menghindari tempat-tempat yang mainstream. Mereka lebih memilih lokasi yang tidak banyak orang tahu karena itu lebih nyaman bagi mereka.

"Seperti fesyen, kalau beli baju, banyak orang pakai baju yang sama, mereka nggak suka. Sama juga kalau untuk traveling, mereka pergi ke tempat yang lebih sepi," ujar George saat memperkenalkan kantor baru tiket.com di Menara BCA, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2020).

3. Eco tourism dan sustainable

Baca Juga: Siap Berwisata di Tahun Baru, Ini 10 Tren Traveling di 2020

Umumnya, tempat wisata cenderung mengakomodasi kepentingan pengunjung dengan cara menyesuaikan diri dengan culture pengunjung. Tapi, bagi kaum milenial, hal ini sama sekali tidak asyik. Mereka cenderung mencari destinasi dengan adat dan kebudayaan setempat, sehingga tidak merusak lingkungan dan alam, yang belakangan makin dikenal dengan istilah eco tourism atau sustainable.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI