Caviar merupakan telur ikan sturgeon liar. Jenis ikan ini banyak ditemukan di Laut Kaspia dan Laut Hitam.
Telur ikan sturgeon ini berukuran kecil dan mengkilap, kira-kira seukuran kacang polong. Warnanya berkisar mulai dari kuning, hijau, hingga hitam pekat.
Caviar memiliki rasa asin, yang banyak orang bilang mirip dengan aroma laut. Telur ikan ini memiliki tekstur renyah dan memberi semburat rasa manis saat dikunyah.
Baca Juga: Menyambangi Pasar Ikan Katahara, Bursa Makanan Laut Tersibuk di Aichi
Sebagian besar caviar digunakan sebagai hiasan, dan bukan hidangan utama. Nutrisinya tak kalah dengan jenis telur ikan lainnya. Penelitian dalam Jurnal International Food Research mencatat, caviar sturgeon mengandung persentase lemak yang tinggi, termasuk asam lemak omega-3, khususnya DHA dan EPA.
Kedua asam lemak ini dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung fungsi otak, jantung, dan mata.
Caviar juga mengandung asam amino yang cukup tinggi, termasuk asam glutamat, lisin, leusin, dan fenilalanin. Asam amino membantu membangun protein dalam tubuh dan berperan dalam kesehatan otot dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Caviar sendiri kerap diidentikkan dengan hidangan mewah di restoran mahal. Kesan eksklusif tersebut dikarenakan faktor penangkapan ikan sturgeon yang berlebihan dan kontaminasi di laut, membuat caviar sulit didapat dan harganya pun melambung tinggi di pasaran.
Baca Juga: Konsumsi Makanan Laut Bisa Picu Kolesterol? Ini Kata Ahli Gizi