Suara.com - Ratusan orang menjalani operasi hymenoplasty di Inggris setiap tahun. Mereka kebanyakan ingin menunjukkan bahwa dirinya masih perawan di malam pertama pernikahan.
Melansir Daily Star, Senin (13/1/2020), industri 'keperawanan' berkembang pesat dalam beberapa tahun belakangan. Hal itu berkaitan dengan tuntutan bahwa perempuan tidak boleh berhubungan seks sebelum menikah. Mereka seolah harus terbukti perawan di malam pertama.
Banyak perempuan datang Inggris untuk operasi hymenoplasty. Prosedur ini membuat mereka seolah memiliki selaput dara yang belum rusak, mengingat bagian itu biasanya jadi patokan tanda keperawanan.
Menurut penyelidikan Sunday Times, ada 22 klinik swasta yang menawarkan hymenoplasty. Menariknya, sebagian besar berada di London.
Baca Juga: Mengaku Tak Perawan Sebelum Pertunangan, Jawaban Lelaki Ini Bikin Salut
Tak ada informasi resmi mengenai besar biaya operasi keperawanan. Namun, angkanya diyakini bisa mencapai 3.000 poundsterling atau sekitar Rp53,5 juta.
Walau banyak peminatnya, hymenoplasty mendapat tentangan dari banyak pihak pula. Dr.Leila Frodsham dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists mengatakan upaya perbaikan selaput dara mengabadikan mitos berbahaya tentang keperawanan.
"Saya pikir orang akan terkejut mengetahui hal seperti ini terjadi," kata dia.
"Ada banyak orang menghasilkan banyak uang dari wanita yang sangat rentan," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur MAS Gynecology, Mohammad Masood, mengatakan permintaan prosedur terkait di klinik Harley Street miliknya telah meningkat hingga empat kali lipat sejak 2014.
Baca Juga: i-Virgin: Pil Keperawanan agar Wanita Berdarah saat Malam Pertama
"Beberapa gadis mengalami situasi di mana jika mereka tidak berdarah, ada stigma tertentu dan keyakinan bahwa tidak mungkin pernikahan akan bertahan," kata Masood kepada The Sun, masih dilansir dari Daily Star.