Suara.com - Perfilman Indonesia belakangan memang cukup berkembang, meski masih banyak PR yang harus dilakukan pemerintah maupun para film maker agar film Indonesia mampu menembus pasar internasional.
Terlepas dari itu, tidak semua masyarakat Indonesia bisa mengakses film. Padahal film jadi tontonan yang efektif untuk mengedukasi nilai-nilai positif, seperti nilai sosial, adat dan budaya, hingga cinta tanah air.
Mengatasi itu, Kemendikbud ternyata sudah menyiapkan program seumpama 'bioskop rakyat' agar masyarakat mampu mengakses film, khususnya di tempat-tempat yang tidak memiliki bioskop.
"Akan segera kita punya, walaupun namanya tidak heboh seperti 'bioskop rakyat', tapi network jaringan untuk memastikan distribusi film untuk sampai ke tempat-tempat di mana bioskop itu nggak ada," ujar Hilmar Farid, Ph.D Direktur Jenderal Kebudayaan di Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2020).
Baca Juga: Rachel Amanda: Pelecehan Seksual Masih Terjadi di Industri Film Indonesia
Sebagai catatan, Hilmar mengatakan bahwa yang terjun langsung untuk program ini bukanlah Kemendikbud, melainkan komunitas atau perkumpulan film maker yang berkerjasama dengan Kemendikbud, untuk memutar dan memberikan fasilitas juga peralatan pemutaran film.
"Jadi kalau ditanya namanya apa, kita ini justru kerjasama tenaga intinya di komunitas, yang dilakukan Kemendikbud, kita memfasilitasi agar komunitas ini bisa menyelenggarakan yang dimaksud tadi," ungkap Hilmar.
Bisa juga Kemendikbud mendorong pemerintah daerah (Pemda) yang juga bekerjasama dengan komunitas atau perkumpulan anak muda, yang lebih tahu kondisi di lapangan seperti apa, khususnya di daerah-daerah pedalaman.
"Jadi bukan kita yang bikin bioskop. Tapi kita dorong Pemda, dorong komunitas untuk memastikan apa-apa yang diproduksi dan segala macam itu sampai (ke masyarakat)," tutupnya.
Baca Juga: Pertama Kali, Twitter Bikin Emoji Dua Film Indonesia