Majukan Perfilman Indonesia, Pemerintah Harus Belajar dari Korea Selatan

Kamis, 09 Januari 2020 | 19:00 WIB
Majukan Perfilman Indonesia, Pemerintah Harus Belajar dari Korea Selatan
Sutradara dan Produser Film Timo Tjahjanto. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korea Selatan dikenal sebagai salah satu negara yang banyak memproduksi program hiburan, mulai dari drama, film, hingga reality show. Dan semuanya, disukai dan digandrungi banyak orang. Drama dan film Korea Selatan, selain memiliki alur cerita yang tidak membosankan, teknik sinematografi yang disajikan membuat penonton terkagum-kagum. Belakangan, bahkan film Korea Selatan mulai diperhitungkan dunia.

Belasan tahun yang lalu, perfilman Korea Selatan sesungguhnya belum sebagus seperti sekarang ini. Menurut sutradara sekaligus produser film Timo Tjahjanto, hal ini karena dukungan dan inisiasi gerak pemerintah Korea Selatan yang membatasi masuknya film Hollywood dan menyekolahkan para film maker.

"Tapi tiba-tiba ada inisiasi dari pemerintah Korea bahwa mereka akan limited-in (batasi) film Holywood masuk Korea. Dan bukan cuma itu doang, langkah mereka adalah untuk mensupport film maker Korea untuk bisa di-educate. Mereka benar-benar melakukan sistem beasiswa, film maker diberi beasiswa dikirim ke luar, dikirim ke Eropa," katanya ketika ditemui di Kemendikbud, Senayan, Kamis (9/1/2020).

Baca Juga: Nadiem: Netflix Investasi 1 Juta Dolar Dukung Talenta Perfilman Indonesia

Salah satu sutradara tanah air itu juga melihat, setelah para film maker kembali ke negeranya untuk berkarya, ia melihat lonjakan drastis kualitas film Korea Selatan.

"Seperti yang ceritanya kompleks banget tentang hubungan border antara North Korea dan South Korea, dan kualitas sinematiknya juga kelas dunia. Tiba-tiba seperti ombak orang-orang melihat film Korea Selatan, seperti sesuatu yang kadang-kadang malah lebih pengen ditonton daripada film Hollywood, dan itu seperti wabah positif," ungkap Timo.

Itulah yang diharapkan Timo selaku sineas dan orang yang berkutat di perfilman Indonesia. Ia ingin adanya dukungan dari pemerintah untuk para film maker berkarya.

Salah satu contoh yang terjadi saat ini, untuk membuat Indonesia terkenal sebagai lokasi syuting saja, misalnya, para film maker sering terhalang birokrasi yang rumit.

"Karena kalau kita lihat keluar Jakarta, banyak banget keren-keren, kadang-kadang suka diintip sama orang Hollywood, kita pengen syuting di sini. Cuma masalahnya akses dan birokrasi yang mereka lewati susah sekali, jadi akhirnya ya sudah, ke Thailand saja lebih gampang," ungkapnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dukung Film Dilan 1991, Dukung Perfilman Indonesia

Selebihnya, sutradara film 'Sebelum Iblis Menjemput' ini berharap kehadiran pemerintah sebagai jembatan peningkatan SDM sineas dan potensi budaya yang bisa digali di Indonesia untuk diangkat ke layar lebar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI