Suara.com - Friedrich Wilhelm Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman yang kritis terhadap agama, moralitas, dan budaya kontemporer. Kritikan itu disampaikannya dalam karya "The Will to Power".
Buku ini merupakan catatan Nietzsche yang ditulis pada November 1887 sampai Maret 1888. Walter Kaufmann bekerja sama dengan R. J. Holilngdale kemudian menyusunnya dan menjadi karya yang banyak dibaca orang di seluruh dunia hingga sekarang.
"Kehendak untuk berkuasa" adalah ide awal buku tersebut. Nietzsche membedah kekuasan dan hasrat yang melampaui kemampuan diri manusia.
Nietzsche tidak hanya menjabarkan kritiknya terhadap agama moralitas dan filsafat Eropa. Ia juga membawa zaman yang disebutnya dengan "Nihilisme" untuk membungkus semua ide-ide besar ini.
Baca Juga: Unik, Rumah Sakit Ini Putar Lagu A Rafiq saat Jam Besuk Pasien Habis
"Nihilisme adalah nilai-nilai tertinggi yang mendevaluasi dirinya sendiri. Tujuannya merupakan sebuah kekurangan. Mengapa? Belum terjawab," tulis Nietzsche.
Melalui buku setebal 328 halaman ini juga akan diketahui alasan Nietzsche memuji tokoh-tokoh seperti: Napoleon, Schopenhauer, Wagner, Darwin, dan Stendhal. Tapi bersamaan dia juga mengkritik Wagner, Schopenhauer, dan Darwin yang pernah dipujanya.
Menariknya, di sini Nietzsche membela kaum Aristokrat yang dianggapnya sebagai istilah favorit bagi orang-orang Yahudi. Dia juga mendukung penguasa bahkan memberikan pesan kepada "para penguasa bumi" yang akan datang.
Apakah pesan yang disampaikan Nietzsche itu?
Buku ini cocok dijadikan sumber rujukan akademisi dan politikus pemburu kekuasaan. Sebab banyak pesan-pesan terakhir Nietzsche dalam buku ini.
Baca Juga: Pesan Cireng Dapatnya Ukuran Jumbo, Warganet: Itu Artefak Megalitikum?
Dapatkan Buku THE WILL TO POWER di SINI