Penduduk dan pemilik bisnis di distrik Gion-Shinbashi bahkan telah bergabung bersama membentuk komite "pelestarian pemandangan" untuk memerangi masalah termasuk pejalan kaki setengah telanjang, wisatawan yang masuk tanpa izin, dan pemotretan yang berkepanjangan.
“Promosi Jepang sebagai tujuan wisata sangat penting, namun JNTO menyadari kasus 'overtourism' di mana penduduk lokal dari beberapa titik wisata merasa terpengaruh akibat lonjakan jumlah pengunjung dari luar negeri," jelas seorang juru bicara dari Japan National Tourist Office (JNTO) mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada The Independent.
Karenanya, Jepang memahami frustrasi para penduduk dan tetap berkomitmen pada langkah-langkah terbaik untuk menciptakan lingkungan pariwisata berkelanjutan di bidang-bidang utama," jelasnya.
Jadi, selain Kyoto Anda mungkin bisa mengunjungi kota lainnya yang ramai, seperti Osaka.
Baca Juga: Kakorlantas Sebut Lalin Menuju Lokasi Wisata dan Tol Cikampek Ramai Lancar
5. Amsterdam, Belanda
Tahun ini, dewan turis Belanda memutuskan untuk berhenti secara aktif mempromosikan Belanda sebagai tujuan, karena khawatir kota-kota dan tempat-tempat wisata terlalu ramai. Bahkan kebun tulip Keukenholf tidak dapat diakses. Amsterdam, kota dengan sekitar 1 juta penduduk, dipenuhi dengan 17 kali lebih banyak turis setiap tahun, semuanya ingin melihat pemandangan seperti kanal, rumah Anne Frank dan Rijksmuseum yang megah.
Jika Anda memang memutuskan untuk berkunjung, ada cara yang lebih bertanggung jawab. Kelompok kampanye Untourist Amsterdam menjalankan sejumlah kegiatan offbeat di kota itu, yang dirancang untuk menyatukan para wisatawan dan penduduk dengan satu inisiatif untuk "mengawini" seorang warga Amsterdam pada hari itu.
Selain Amsterfam, Anda mungkin bisa memgunjungi Rotterdam yang hanya berjarak lebih dari 30 menit dengan kereta api dan menawarkan pengalaman Belanda yang kental, dengan arsitektur yang juga luar biasa.
Baca Juga: Masuk Keajaiban Alam di Dunia, Pesona Tempat Wisata di Bali Ini Luar Biasa