Siapa pun yang melihat Di Bruges atau, mengunjungi permata Belgia secara langsung akan tahu betapa menawannya kota ini. Semua kanal, jalanan berbatu, dan arsitektur abad pertengahan sangat menarik siapapun untuk mengunjunginya. Tapi inilah mengapa pihak berwenang akhirnya mengambil tindakan..
Walikota Bruges, Dirk De fauw, mengumumkan bahwa ia mendukung beberapa langkah untuk mengatasi overtourism dan menghindari "Disneyfikasi" kota pada tahun 2019.
Ini termasuk pembatasan jumlah kapal pesiar dari lima perhari menjadi dua kunjungan perhari, sekaligus mengakhiri semua kampanye iklan yang mendorong daytripper. Kapal-kapal juga akan diminta untuk berlabuh pada hari kerja daripada akhir pekan untuk mengurangi kepadatan penduduk, sementara dewan pariwisata setempat berencana untuk berhenti mempromosikan tujuan di kota-kota terdekat seperti Paris dan Brussels.
3. Komodo, Indonesia
Baca Juga: Kakorlantas Sebut Lalin Menuju Lokasi Wisata dan Tol Cikampek Ramai Lancar
Pulau Komodo, rumah bagi hewan langka komodo, pada awalnya seharusnya ditutup untuk pengunjung sepanjang tahun 2020 karena penurunan populasi kadal terbesar di dunia ini.
Namun, pemerintah setempat memberlakukan kebijakan lain, di mana pulau tersebut tetap akan dibuka tahun ini, tetapi dengan harga masuk yang sangat meningkat, khususnya bagi wisatawan mancanegara.
Pengunjung sebelumnya dapat mengakses yang juga termasuk sebagai situs Warisan Dunia Unesco tersebut dengan harga 10 dolar Amerika Serikat (AS). Kini, biayanya melonjak hingga 1.000 dolar AS untuk keanggotaan satu tahun penuh.
Pemerintah Indonesia mengumumkan perubahan tersebut pada bulan Oktober, yang juga termasuk pembatasan jumlah pengunjung ke pulau itu.
4. Kyoto, Jepang
Baca Juga: Masuk Keajaiban Alam di Dunia, Pesona Tempat Wisata di Bali Ini Luar Biasa
Kyoto secara tradisional dipandang sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat ke Jepang. Namun, image ini menjadikannya korban dari kesuksesannya sendiri. Awal tahun ini, media lokal melaporkan bahwa seorang izakaya mulai memberi tahu kelompok wisatawan bahwa banyak tradisi di tempat mulai terganggu karena penuhnya wisatawan yang mengunjungi tempat ini.