Bangkrut, 5 Bisnis Fesyen Ini Tak Lagi Eksis di Tahun 2020

Rabu, 01 Januari 2020 | 16:00 WIB
Bangkrut, 5 Bisnis Fesyen Ini Tak Lagi Eksis di Tahun 2020
Ilustrasi belanja. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masih ingat dengan berita Victoria Beckham yang mengalami kerugian besar-besaran di bisnis fesyen besutannya? Rupanya, bukan cuma Victoria yang mengalami masa sulit.

Beberapa merek fesyen lain juga mengalaminya bahkan lebih parah dari Victoria Beckham. Mereka terpaksa gulung tikar di tahun 2019. Melansir berbagai sumber, intip deretannya di bawah ini, yuk!

Zac Posen

Setelah berkarya selama dua dekade, Zac Posen akhirnya gulung tikar di tahun 2019. Merek langganan artis kenamaan ini tak dapat keuntungan yang memuaskan dari tahun ke tahun meski sudah melakukan berbagai strategi pemasaran.

Baca Juga: Bisnisnya Merugi Ratusan Miliar, Begini Cara Victoria Beckham Hidup Hemat

Melansir Women's Wear Daily, berdasarkan tinjauan keuangan, Zac Posen dinyatakan tak sanggup lagi memperpanjang usianya di dunia mode.

"Dewan Komisaris kecewa dengan hasilnya namun tidak bisa lagi melanjutkan operasional dan percaya bahwa disposisi adalah hal terbaik yang bisa dilakukan, dalam kondisi saat ini," tulis keterangan pihak Zac Posen.

Ilustrasi Zac Posen. (Instagram/@zacposen)
Ilustrasi Zac Posen. (Instagram/@zacposen)

Diesel

Merek fesyen yang satu ini terkenal dengan produk denim berkualitas mereka. Sayangnya, Diesel menyatakan bangkrut pada Maret 2019. Beruntung, Diesel masih bisa beroperasi meski ia harus mengurangi jumlah tokonya.

Menurut Reuters, ada 28 toko yang tutup tapi Diesel USA tak akan gulung tikar. Penjualan yang menurun, sewa gedung tinggi dan penipuan siber disebut membuat Diesel harus kembang kempis di tahun 2019.

Baca Juga: Pelaku Bisnis Wedding Organizer Kumpul Ramai-Ramai, Bahas Apa?

Payless

Gerai yang satu ini pasti tak asing di telinga. Toko yang menjual alas kaki dan tas ini dinyatakan bangkrut pada Februari 2019 serta menutup semua gerai di Amerika Serikat dan Puerto Rico. Bulan Maret lalu, Payless berhenti beroperasi karena terlilit utang hingga Rp 6,6 triliun.

Melansir CNBC, ada sekitar 2.100 toko yang tutup tahun lalu dan ini bukan pertama kalinya Payless bangkrut. Pada 2017, merek yang sama pernah menutup 700 toko karena isu yang sama dan membuat 16 ribu pegawainya kehilangan pekerjaan.

Ilustrasi gerai payless [shutterstock]
Ilustrasi gerai payless [shutterstock]

Barneys New York

Satu lagi bisnis fesyen yang mengalami masa sulit di tahun 2019, yaitu retail fesyen Barneys New York. Toko yang hits sejak 1923 ini dikatakan akan menutup 15 tokonya pada 2020. Toko tersebut tersebar di Las Vegas, Chicago, dan Seattle.

CNBC melaporkan, tingginya harga sewa dan penurunan penjualan yang jadi alasan utama Barneys bangkrut. Peralihan budaya belanja ke online shop juga ditengarai memiliki andil besar pada kebangkrutan Barnyes New York.

Itulah deretan bisnis fesyen yang bangkrut sepanjang tahun 2019. Sebenarnya masih ada beberapa lagi yang tak disebutkan, termasuk Sonia Rykiel, Roberto Cavalli, Forever 21 hingga LK. Bennet. Adakah dari mereka yang jadi merek favoritmu?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI